Bule Pengemis di Bali
Duh, Usai Ngemis di Bali, Bule Jerman Ini Tertangkap Ngemis di Surabaya
Malamnya, ia berfoya-foya di klub malam. Bahkan sumbangan amal yang diterima di Thailand dihabiskan untuk pesta seks.
TRIBUN-BALI.COM, SURABAYA - Benjamin Holst, bule asal Jerman, kembali melanjutkan aksinya sebagai pengemis di Surabaya, Jawa Timur.
Namun malang, baru beberapa jam mengemis, Benjamin sudah diciduk Satpol PP Kota Surabaya, Minggu (11/9/2016).
Benjamin yang sebelumnya mengemis di Bali ditangkap sekitar pukul 13.00 WIB di daerah Demak setelah terpantau oleh kamera CCTV Command Center milik Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya.
Petugas Command Center pun menginformasikan laporan itu ke Satpol PP Kota Surabaya.
Saat tim Kaypang 1 Satpol PP Kota Surabaya mendatangi lokasi, rupanya pria berkewarganegaraan Jerman ini pun telah berpindah lokasi.
Tak ingin kehilangan jejak, tim Kaypang 1 kemudian menyusuri Surabaya.
Hasilnya, tim Kaypang 1 Satpol PP Kota Surabaya menemukan Benjamin sedang tertidur beralaskan jaket hitam miliknya di bawah pohon, tepat di trotoar.
Benjamin yang mengidap penyakit kaki gajah sejak 2009 kemudian dibawa ke Kantor Satpol PP Kota Surabaya untuk diperiksa.
Kepada petugas Benjamin berdalih baru mengemis saat di Bali dua minggu lalu.
Hal ini dikarenakan dia kehilangan dompet yang berisi uang tunai sejumlah Rp 8 juta saat menginap di Kuta, Badung.
Selama tiga hari mengemis di Bali, ia mendapatkan uang Rp 800 ribu untuk membayar hostel.
"Dan uang itu juga untuk perjalanan ke Surabaya. Dari Kuta ke Surabaya saya naik bus, lalu menyeberang dengan kapal laut, lalu naik bus lagi," jelas pria 31 tahun ini.
Namun untungnya dia tidak sampai diamankan di kepolisian atau Satpol PP Kabupaten Badung.
Dari penuturan Benjamin, ia mengemis untuk mendapatkan uang supaya bisa berangkat ke Jakarta untuk menemui kedutaan Jerman.
Sedangkan untuk pulang ke negaranya ia mengaku sudah punya tiket online yang telah dibeli sejak Juli lalu.
Ia berencana pulang dengan penerbangan ke Denmark lebih dulu.
Namun kenyataannya, ia diduga menghabiskan uang hasil mengemis untuk berfoya-foya di sejumlah klub malam di Kuta.
Ini diketahui lewat postingan foto-foto Benjamin bersama para wanita di klub malam.
Sebelumnya Benjamin pernah juga mengemis di sejumlah negara Asia dengan memakai kaki gajahnya sebagai kedok.
Malamnya, ia berfoya-foya di klub malam. Bahkan sumbangan amal yang diterima di Thailand dihabiskan untuk pesta seks.
Beberapa kali pula ia harus dideportasi dari negara-negara tempatnya mengemis, hingga akhirnya ia datang ke Indonesia.
Terpisah, Kepala Satpol PP Kota Surabaya Irvan Widyanto mengatakan pihaknya sedang berkoordinasi dengan Imigrasi Surabaya.
Apakah nantinya Benjamin akan dideportasi atau tidak, yang dapat memastikan adalah pihak imigrasi.
"Setelah kami periksa, Benjamin dibawa ke Rumah Sakit Soewandi untuk diperiksa. Supaya diketahui keadaanya, mengingat ia punya penyakit di kaki kanannya yang membesar. Setelah diperiksa kami serahkan ke pihak imigrasi untuk tindakan selanjutnya," katanya. (*)
