Eksekusi di Kampung Bugis Serangan
Ini Keluhan Generasi Keempat Tempati Lahan Kampung Bugis yang Dieksekusi
Apalagi, barang-barang berharga hingga perlengkapan rumah tangganya belum diselamatkan.
Penulis: I Made Ardhiangga Ismayana | Editor: Ida Ayu Made Sadnyari
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Muhammad Nuh (51) salah seorang warga di Kampung Bugis, Serangan, Denpasar, Bali mengaku kebingungan akan tinggal di mana.
Menurutnya, tidak ada perhatian apa pun dari pemerintah hingga tokoh terkait.
Baca: Duh, Polisi Dilempari Batu Dalam Pengamanan Eksekusi Lahan di Kampung Bugis Serangan
Baca: BREAKING NEWS: Ratusan Warga Hadang Eksekusi Lahan Rumah 36 KK di Serangan
Baca: Tangisan di Kampung Bugis Serangan Pecah, Ratusan Anak-anak Hingga Ibu-ibu Bertahan
Apalagi, barang-barang berharga hingga perlengkapan rumah tangganya belum diselamatkan.
"Kami tidak tahu harus menginap di mana. Kami mohon tolong Pak Jokowi-JK turun karena kami dizolimi," kata Nuh, Selasa (3/1/2017).
Ia mengaku, eksekusi ini sungguh tidak manusiawi.
Sebab, ia tidak tahu harus ditempatkan di mana.
Sementara anaknya yang terakhir (duduk di kelas III SMA) juga harus menghadapi ujian beberapa waktu lagi.
Atas hal ini, ia mengaku bahwa tidak tahu menahu soal sengketa.
Hanya saja ia sudah menempati lahan ini dan menjadi generasi ke empat tinggal di sini.
Peliknya lagi, kata dia, barang berharganya juga hilang.
Sebab, rumah yang ditempatinya dicongkel oleh juru sita Pengadilan Negeri.
"Kami belum menyelematkan barang malah diangkut semua. Belum ada tempat tinggal, tapi entah di mana barang-barang kami. Kami tidak tahu lagi mengadu pada siapa," tegasnya.
Juru sita PN melakukan eksekusi lahan seluas 94 are atau 9400 meter persegi.
Hingga kini, eksekusi masih berlangsung dengan beberapa beckhoe. (*)
