Waspada! BMKG Keluarkan Peringatan Dini Cuaca Ekstrem di 17 Kawasan Ini di Bali

Curah hujan ekstrem itu mendorong terjadinya longsor dan banjir bandang di beberapa kawasan di Bali, yang memang sudah masuk kategori rawan.

Penulis: I Wayan Erwin Widyaswara | Editor: Ida Ayu Made Sadnyari
Tribun Bali/Prima/Istimewa

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Balai Besar Wilayah III Denpasar mengeluarkan warning atau peringatan dini cuaca di Bali, Sabtu (11/2/2017).

Berdasarkan analisa pemodelan cuaca, tercatat hujan dengan intensitas yang tinggi atau hujan lebat masih berpotensi terjadi di sejumlah wilayah di Bali.

Baca: Mengenaskan, Wanita Tua Ini Tewas Terhimpit Batu Besar dalam Timbunan Tanah Longsor

Baca: BREAKING NEWS: Gempa Guncang Klungkung Bali, Jendela Perkantoran di Gianyar Ikut Bergetar

Curah hujan ekstrem itu mendorong terjadinya longsor dan banjir bandang di beberapa kawasan di Bali, yang memang sudah masuk kategori rawan.

Berdasarkan catatan BMKG, curah hujan kategori ekstrem dan menengah tercatat terjadi di setidaknya 17 kawasan di 8 kabupaten/kota di Bali.

Hanya di Kabupaten Jembrana, curah hujan tidak tercatat dalam kategori ekstrem.

Curah hujan disebut ekstrem jika intensitasnya lebih dari 150 milimeter.

"Waspada hujan lebat di wilayah Buleleng, Tabanan, Gianyar, Karangasem, dan Badung pada siang, sore, dan malam hari,"  kata Nyoman Gede Wiryajaya, kepada Tribun Bali.

Namun demikian, secara umun seluruh wilayah Bali masih berpotensi terjadi hujan hingga 13 Februari 2017.

Ia menjelaskan, kondisi angin masih seperti hari -hari sebelumnya.

Diprediksi angin bertiup dari arah barat daya ke barat laut dengan kecepatan 8-38 km/jam.

Sedangkan, tinggi gelombang laut di perairan utara Bali berkisar 0.25 sampai 1.25 meter dan di perairan selatan Bali berkisar antara 0.5 sampai 3.0 meter.

Perairan selat Bali berkisar antara 0.25 sampai 2.25 meter dan perairan selat lombok berkisar antara 0.5 sampai 2.5 meter.

"Kami mengimbau agar waspada akan tinggi gelombang laut yang mencapai 2 meter atau lebih di perairan utara dan selatan Bali," kata Wiryajaya.

Hujan masih rutin mengguyur hampir seluruh wilayah di Bali.

Berdasarkan informasi yang diperoleh dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Balai Besar Wilayah III Denpasar, ada beberapa penyebab terjadinya kondisi cuaca ekstrim yang belakangsn terjadi di Bali.

Kepala Bidang Data dan Informasi BMKG III Denpasar Nyoman Gede Wiryajaya mengatakan, secara umum memang kondisi ini terjadi hampir setiap tahun karena pada Januari hingga Februari ini merupakan puncak-puncak musim hujan. 

"Selain itu, kondisi tersebut disebabkan adanya tekanan rendah 1002 mb di Teluk Carpentaria, yang menyebabkan terjadinya pola pertemuan angin di wilayah Bali sehingga pembentukan awan-awan konvektif terjadi di wilayah Bali," kata Wiryajaya kepada Tribun Bali.

Kedua, lanjutnya,  karena massa udara di seluruh wilayah Indonesia didominasi oleh angin baratan yang bersifat basah.

Ketiga, karena kelembapan udara yang lembab hingga lapisan 500mb, mendukung pertumbuhan awan hujan di atas wilayah Bali.

"Dan suhu muka laut sekitar Bali masih hangat sekitar 28-29 derajat celcius yang memberikan kontribusi bagi pertumbuhan awan-awan hujan di Bali dan sekitar Bali," jelas Wiryajaya seperti dikutip dalam siaran pers yang dikirim kepada Tribun Bali. (*)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved