Inspirasi
Kisah Anak Tukang Masak Asal Indonesia Jadi Kepala Teknisi Boeing di AS, Gajinya Wow!
Menekuni bidang perawatan pesawat, khususnya spesialisasi avionika, telah mengantarkan Muhamad Akmal Rizqi (36) ke jenjang bergengsi di maskapai AS
Berapa memang gajinya? Ia awalnya ragu-ragu menjawab.
Namun setelah membeberkan, Angkasa berani menyebut kalau gajinya tersebut lebih besar dari gaji pilot paling senior di maskapai Garuda Indonesia.
“Well, United Airlines adalah tempat yang sangat enak untuk bekerja. Saya amat menikmati pekerjaan saya,” ujar Rizqi yang beraksen kental orang Amerika dan lebih fasih berbicara dalam Bahasa Inggris.
Selain gajinya yang besar, berbagai fasilitas yang didapatkan pun sangat banyak.
“Setahun saya dapat cuti dua bulan. Kalau nanti bekerja sudah di atas 10 tahun, jatah cuti bisa tiga sampai lima bulan setahun. Dan itu dibayar oleh perusahaan,” ujarnya.
Di United Airlines, ia mendapat tiket gratis kemanapun yang diinginkan. Tak cuma Rizky yang mendapat hak itu, keluarga, dan orang tuanya juga bisa ikut menikmatinya.
“Ke mana pun, berapa kali pun,” ujarnya sumringah.
Sementara bila menggunakan maskapai lain, ia, keluarga, dan orang tuahanya dikenakan biaya 10% dari harga tiket.
“Jadi, misalnya dari Amerika saya dan keluarga mau ke Indonesia pakai United Airlines ke Jepang gratis, dan dari Jepang ke Indonesia pakai maskapai lain hanya bayar 10% harga tiket saja. Demikian pulangnya, atau ke tempat lain pun sama,” jelasnya.
Tidak mengherankan, bila dengan berbagai fasilitas yang didapatkannya itu, ia masih akan tetap berkarier di United Airlines sampai pensiun atau berhenti dan membuka usaha sendiri.
Sambil menekuni pekerjaannya, kini ia pun sedang merintis usaha suplai semua suku cadang pesawat berbagai tipe yang dioperasikan di Indonesia melalui perusahaan Aeroproc.
Selain itu ia juga menjadi konsultan perawatan pesawat.
Sebelumnya, ia mendirikan perusahaan ISA System (Innovative Solution for Aerospace) bersama teman High School-nya dan mempekerjakan beberapa lulusan Teknik Penerbangan ITB.
Namun perusahaannya itu sudah dibeli oleh Gabriel Aerospace.
Bekerja sebagai enjinir perawatan pesawat di AS, diakuinya memberikan kepuasan secara finansial. Pada umur 24 tahun, ia sudah mampu membeli rumah seharga 500 ribu dolar (Rp5,5 miliar) AS di Clifton, New Jersey.