Rabies Makan Korban
Miris, Anjing Rabies Gigit 5 Warga di Bangli, Korban Bayar Puluhan Juta untuk Dapatkan SAR
Setelah anaknya digigit anjing, Ni Wayan Ardiani dipusingkan dengan biaya pembelian Serum Anti Rabies (SAR) yang mahal.
Laporan Wartawan Tribun Bali, Muhammad Fredey Mercury
TRIBUN-BALI.COM, BANGLI - Kaki kanan bocah berusia empat tahun itu masih diperban.
Dari raut wajanya, ia tampak masih trauma.
Ni Putu Ayu Katika Dewi menjadi korban gigitan anjing positif rabies di Dusun Selat Kaja Kauh, Desa Selat, Kecamatan Susut, Bangli, Jumat (17/3/2017) pukul 15.00 Wita.
Ditemui Senin (20/3/2017) kemarin, Kartika sedang digendong ibunya, Ni Wayan Ardiani (26).
Kepada Tribun Bali Ardiani mengatakan, saat itu anaknya sedang bermain di rumah tetangganya.
Seekor anjing liar tiba-tiba mendekati dan menggigit kaki kanannya.
"Anjing berwarna putih keabu-abuan itu mendekati anak saya, lalu menggigit kakinya waktu anak saya mau mengambil sandal untuk pulang," ujar Ardiani.
Ardiani bertanya setelah melihat anaknya itu pulang menangis.
Sambil membersihkan darah serta lukanya, Kartika bercerita bahwa ia baru saja digigit anjing.
Ardiani pun langsung membawa anaknya tersebut ke puskesmas Kayuamba.
"Bidan di sana menyarankan untuk membawa anak saya ke klinik di Kuta, untuk mendapatkan Serum Anti Rabies (SAR). Harganya sangat mahal sekali, untuk kami warga miskin," ungkapnya.
Ardiani menuturkan, anjing liar tersebut sebelumnya telah diusir ketika memasuki wilayah Dusun Selat Nyuhan, Desa Pengiangan, Susut.
Setelah menggigit anaknya, warga kemudian membunuh lalu menguburnya.
Jumat itu, tercatat ada lima warga di Desa Selat dan Desa Pengiangan menjadi korban gigitan anjing.
Petugas medis Puskesmas Kayuamba kemudian mengabarkan kepada Dinas Peternakan Bangli.
Petugas mendatangi lokasi untuk mengambil sampel otak anjing yang usdah dikubur itu.
Hasilnya, dinyatakan positif rabies.
Kepala UPTD Keswan Kecamatan Susut, Bangli, Dewa Agung Ayu Okawati mengatakan, untuk menanggapi laporan warga terkait gigitan anjing, pihaknya melakukan vaksinasi serta eliminasi sejumlah anjing yang berada di desa Pengiangan dan Desa Susut.
Dewa Ayu mengungkapkan, tercatat 29 ekor anjing yang telah diberi vaksin anti rabies (VAR), serta 14 ekor telah.
"Anjing yang dieliminasi karena sempat melakukan kontak dengan anjing liar tersebut, sehingga kami dibantu warga yang mengetahui bahwa anjingnya terlibat kontak dengan anjing liar itu, setuju untuk dieliminasi. Sementara anjing yang tidak terlibat kontak, kami berikan VAR agar terbebas dari rabies," ujarnya.
"Sebelum dibunuh warga, anjing liar itu sempat mengigit lima warga. Di Desa Pengiangan yang digigit itu adalah Sang Made Permana Yuda, Dewa Ayu Nirmala. Sementara untuk di Desa Selat Ni Putu Ayu Kartika Dewi, Ni Wayan Parsi, dan Ni Nyoman Jamin," paparnya.
Terpaksa Utang di LPD
Setelah anaknya digigit anjing, Ni Wayan Ardiani dipusingkan dengan biaya pembelian Serum Anti Rabies (SAR) yang mahal.
Ardiani mengaku membeli SAR seharga Rp 7,5 juta.
Ini memaksanya harus meminjam uang di Lembaga Perkreditan Desa (LPD).
"Padahal kami tidak punya uang sebanyak itu, jadi terpaksa pinjam ke LPD biar anak saya sehat dulu," ujarnya.
Korban lainya, Sang Made Permana Yuda mengatakan, untuk membeli SAR, ia merogoh kocek sampai Rp 23 juta.
Diakuinya anjing liar tersebut menggigit pergelangan kaki kanannya saat dia tengah berjalan pulang ke rumah.
Saat ini, ia sudah mendapat VAR dan SAR.
Hanya saja, ia mengeluhkan mahalnya harga SAR membuatnya juga terpaksa meminjam uang ke LPD.
“Saya harap pemerintah mampu menyedikan SAR di rumah sakit agar harganya bisa lebih terjangkau bagi kami yang kurang mampu,” keluhnya. (*)
Info ter-UPDATE tentang BALI, dapat Anda pantau melalui:
Like fanpage >>> https://www.facebook.com/tribunbali
Follow >>> https://twitter.com/Tribun_Bali
Follow >>> https://www.instagram.com/tribunbali
Subscribe >>> https://www.youtube.com/Tribun Bali