Bali Paradise

11 Pancoran Penglukatan Tirta Mumbul, Genah Memohon Rezeki Hingga Nunas Tamba

Tempat penglukatan ini memang memiliki air yang sangat jernih dan segar sebab langsung mengucur dari sumber mata air.

Tribun Bali/Ni Putu Diah Paramitha Ganeshwari
Penglukatan Tirta Mumbul 

Laporan Wartawan Tribun Bali, Ni Putu Diah Paramitha Ganeshwari

TRIBUN-BALI.COM, MANGUPURA - Matahari sudah tinggi ketika tiga orang wisatawan asing keluar dari gapura Penglukatan Tirta Mumbul.

Ketiga turis itu baru saja mencoba pengalaman melukat, sesuatu yang barangkali baru bagi mereka.

Mereka nampak senang dan puas bisa menikmati segarnya air Tirta Mumbul.

Tempat penglukatan ini memang memiliki air yang sangat jernih dan segar sebab langsung mengucur dari sumber mata air.

Suasana Tirta Mumbul Kamis (30/3/2017) relatif sepi dan tenang.

Hanya beberapa turis dan pemedek yang datang untuk melukat.

Mungkin hari itu dianggap bukan waktu yang cukup tepat untuk melakukan penglukatan.

()

Namun suasana akan tampak sangat berbeda jika Anda datang pada hari spesial, semisal Purnama atau Ngembak Geni.

Ratusan bahkan ribuan orang datang ke tempat ini untuk bersembahyang dan menyucikan diri.

Penglukatan Tirta Mumbul berlokasi di Desa Sangeh, Abiansemal, Badung, Bali.

Jaraknya sekitar satu kilometer dari Sangeh.

Tempat wisata ini secara umum terdiri dari tiga bagian, yaitu Pura Ulun Suwi di utara, Pura Tirtha, dan tempat penglukatan.

Pura Ulun Suwi berada diampu oleh krama subak.

Pura Tirtha letaknya di sebelah barat lokasi penglukatan, diampu oleh warga Banjar Brahmana, Desa Adat Sangeh.

Tirta Mumbul awalnya adalah sebutan untuk kolam alami yang ada di wilayah itu.

Kolam ini terbentuk dari semburan mata air bawah tanah.

Sejak dulu, warga telah memanfaatkan air Tirta Mumbul untuk kepentingan irigasi dan kebutuhan hidup.

()

Sekitar tahun 90-an, warga mulai memanfaatkan air Tirta Mumbul untuk kepentingan spiritual.

Masyarakat mulai menjadikan kolam Tirta Mumbul sebagai tempat melakukan ritual melasti, banyu pinaruh, dan nyegara-gunung.

Tahun 2016 sarana melukat mulai dibangun dan dibuka untuk umum Desember lalu.

Lokasi ini pun segera menarik minat pengunjung hingga luar Bali.

Ada juga pemedek yang jauh-jauh datang dari Lombok dan Banyuwangi karena mendapat pewisik.

Menurut Ida Bagus Made Bhawa, ketua pengelola Tirta Mumbul hal ini disebabkan tempat ini memiliki taksu.

 “Masyarakat percaya dengan melukat di sini mereka akan mendapatkan anugerah. Pengunjung biasa datang untuk memohon rejeki, nunas tamba (memohon penyembuhan), dan juga mencari siddhi (energi spiritual),” ujar Ida Bagus Made Bhawa.

Ia pun menuturkan, banyak masyarakat  yang menghaturkan daksina dan bebanten sebagai ucapan terima kasih ke Tirta Mumbul, sebab permohonannya kala melukat dikabulkan.

Di lokasi ini terdapat 11 pancoran yang masing-masing memiliki nama dan makna berbeda.

Nama pancoran disesuaikan dengan nama dewa dalam Nawa Sanga, ditambah pancoran Dewi Gangga dan Saraswati.

Patung-patung manifestasi dewa pun terpajang apik di atas pancoran.

“Jika ingin melukat di sini, aturannya adalah menggunakan pakaian adat Bali. Penglukatan dimulai dari pancoran yang paling selatan, pancoran Dewi Gangga. Di pancoran pertama ini, hal-hal yang ada di dalam diri kita akan diuraikan satu per satu, seperti benang kusut yang harus diurai sebelum dirapikan. Di pancoran setelahnya, mulailah uraian-uraian tersebut akan disusun kembali, supaya tercipta harmoni. Terakhir, Dewa Siwa akan memberikan sentuhan anugerahnya dan juga sebagai pengesahan, kita telah selesai melaksanakan melukat,” jelas Ida Bagus Made Bhawa. 

Melepas Ikan untuk Keberuntungan

()

Selain melukat, masyarakat juga percaya, dengan melepaskan ikan ke kolam Tirta Mumbul dapat membuang nasib sial.

Maka dari itu kolam Tirta Mumbul sekarang dipenuhi oleh beberapa jenis ikan air tawar.

“Kepercayaan melepas ikan di air mengalir telah menjadi kepercayaan kuno masyarakat Bali dan juga Tionghoa,” ujar Ida Bagus Made Bhawa.

Ikan-ikan yang hidup di kolam ini pun akhirnya dipelihara oleh masyarakat.

Mereka tidak diperkenankan untuk memancing di Tirta Mumbul.

Pengunjung pun bisa turut merawat ikan dengan memberikan mereka makan.

Pihak pengelola menyediakan paket makanan ikan yang bisa diperoleh pengunjung.

Sarana ini pun bisa digunakan sebagai edukasi anak-anak untuk mencintai makhluk hidup.

Datang ke Tirta Mumbul ini pun bisa menjadi pilihan wisata yang lengkap.

Anda bisa menikmati wisata spiritual, sejarah, kuliner, dan juga rekreasi.

Di sekitar Taman Mumbul juga menyediakan aneka kuliner khas Sangeh yang sudah dikenal.

()

Fasilitas yang disediakan penglukatan Tirta Mumbul ini pun cukup lengkap.

Tersedia fasilitas toilet, loker, tempat penyewaan pakaian sembahyang, dan juga kuliner.

 Namun tentunya ada beberapa fasilitas yang perlu ditingkatkan.

Kurangnya tempat sampah juga menjadi kendala di tempat ini.

Pihak pengelola berharap Pemda Badung dapat membantu penyediaan fasilitas yang lebih baik, sebab Tirta Mumbul bukan hanya menjadi destinasi wisata, namun juga bagian kehidupan dari warga setempat. (*)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved