Nahas, Mata Novel Luka Serius Disiram Air Keras, Diintai Orang Misterius Sejak 2 Minggu

Novel bahkan mencegat dan memotret orang yang kerap membuntuti dirinya.

TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan menggunakan kursi roda saat akan dibawa ke RS Jakarta Eye Center dari RS Mitra Kekuarga, Kelapa Gading, Jakarta, Selasa (11/4). Novel disiram air keras hingga membuat luka serius di sekitar wajahnya. 

Ditambahkan,  pengamanan terhadap keselamatan penyidik KPK saat ini sudah ditingkatkan agar kasus serupa tidak terulang.

Pada saat Novel menangani kasus korupsi proyek simulator SIM yang melibatkan petinggi Polri, ia mendapat pengawalan personel Marinir TNI AL.

"Dulu pernah dijaga aggota marinir. Dulu di rumah Pak Novel ada dua sampai empat orang anggota marinir yang menjaga," kata Wisnu Broto, Ketua RT di tempat tinggal Novel.

Wisnu masih ingat betul, mobil angggota marinir kerap diparkir di depan rumah Novel.

Anggota marinir itu dilengkapi senjata api laras panjang.

Anggota marinir juga menjaga keluarga Novel di rumah.

"Marinirnya masuk ke dalam (rumah), menjaga keluarga. Saat Salat Subuh, Pak Novel juga  dikawal anggota marinir," ujarnya.

Sedangkan Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian mengungkapkan sempat ditelepon Novel terkait penyerangan terhadap dirinya.

"Habis Salat Subuh, saya terus yasinan. Lalu ada telepon dari Novel," ujar Tito.

Setelah selesai yasinan Tito balik menghubungi Novel.

"Novel menyampaikan ia diserang air keras. Saya tanyakan bagaimana kondisinya. Saya kemudian memerintahkan Kapolres Jakarta Utara untuk memeriksa tempat kejadian perkara (TKP)," kata Kapolri.

Tito juga memerintahkan agar dilakukan pengamanan di rumah sakit dan kediaman Novel Baswedan.

Selain itu ia juga memerintahkan pembentukan tim penyidik gabungan dari Polres Jakarta Utara, Polda Metro Jaya dan Mabes Polri.

Ketua KPK Agus Rahardjo menjamin aksi teror yang menimpa Novel tidak akan menyurutkan semangat dalam memberantas dan mengusut kasus korupsi.

"Pimpinan, penyelidik, penyidik, karyawan, sampai jaksa penuntut KPK tidak akan surut dan terpengaruh kepada teror ini," ujar Agus Rahardjo.

Adanya teror itu, lanjut Agus, pimpinan KPK semakin tertantang untuk mengungkap kasus korupsi di Indonesia.

"Kalau tujuan teror berkaitan dengan penanganan kasus perkara korupsi, itu salah sasaran. Kami pimpinan KPK bertanggung jawab atas segala perkara korupsi. Kami siap ambil alih dan siap ambil risiko," tutup Agus. (tribunnetwork/tim)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved