Nahas, Pria Ini Tercebur di Selat Bali saat Hendak Berziarah ke Denpasar dari Banyuwangi
Korban yang berada di pinggir dek kapal jatuh terpeleset dan tercebur ke laut karena tidak siap berpegangan saat ada ombak datang.
TRIBUN-BALI.COM, BANYUWANGI - Seorang penumpang kapal feri bernama Mahbub (18) tercebur ke laut saat akan menuju ke Pelabuhan Gilimanuk, Jembrana dari Ketapang, Banyuwangi, Rabu (28/6/2017).
Kejadian tersebut dibenarkan General Manager PT ASDP Ketapang, Elvi Yoza.
Baca: Remaja Hilang Terjatuh dari Kapal di Selat Bali, Ternyata Ini yang Ia Lakukan Sebelumnya!
"Iya kejadian dini hari, satu orang tercebur dari kapal feri," jelas Elvi saat dikonfimasi.
Diuraikan olehnya, kejadian itu disebabkan karena kapal sempat goyang terkena ombak yang cukup besar.
Baca: Kebiasaan Tidur Tak Pakai Baju, Gadis Ini Kaget Saat Bangun Ada Pria Tak Pakai Celana
Baca: MIRIS, Mobil Damkar Tabanan Mogok Saat Hendak Menuju TKP Kebakaran
Korban yang berada di pinggir dek kapal jatuh terpeleset dan tercebur ke laut karena tidak siap berpegangan saat ada ombak datang.
Korban merupakan satu di antara rombongan bus dari Pasuruan, Jawa Timur untuk jalan‑jalan ke Bali usai Lebaran.
Baca: Sudah Berusia 23 Tahun, Artis Cantik Ini Bersyukur Dipacari Cowok Baik dan Kaya Raya
Elvi Yoza menjelaskan, hingga saat ini satu orang korban yang tercebur ke laut masih belum dapat ditemukan.
"Sampai saat ini masih belum ditemukan. Tim SAR sedang dalam pencarian," kata dia.
Meski begitu, jelas Elvi, saat ini pihak keluarga dan rombongan dari Pasuruan tersebut, sudah bersama dengan pihak ASDP Ketapang untuk mendapatkan kabar terbaru dari Tim SAR.
"Keluarga sudah bersama kami menunggu perkembangan," kata dia.
Buntut dari insiden tersebut Kapal Mutiara Alas III diberi sanksi untuk tidak melakukan pelayaran sementara.
"Kita berhentikan dulu. Ini tadi masih berlayar. Ini sanksi bagi mereka yang lalai dalam menjalankan tugas keselamatan penumpang," ujar Kepala OPP Gilimanuk, Arief Muljanto.
Penyelidikan ini, kata Arief, dilakukan untuk mengetahui kronologis kejadian sebenarnya insiden terjatuhnya penumpang kapal asal Desa Semare, Kecamatan Kraton, Kabupaten Pasuruan itu.
Jika terbukti ada kelalaian dari awak kapal milik PT Atosim Pelayaran ini akan diberi sanksi lanjutan.
Sanksinya bisa berupa pencabutan izin berlayar bagi kapal tersebut.
"Kita akan cabut izinnya kalau memang mereka lalai," tambahnya.
Arief mengimbau kepada awak kapal untuk terus menjaga keselamatan pengguna jasa penyeberangan.
Apalagi para pengguna jasa yang melakukan penyeberangan pada malam hari.
"Waspadanya harus ekstra. Jangan sampai lalai. Kalau malam biasanya penumpang kecapekan dan kurang fokus," tambahnya.
Sementara itu, polisi juga terus melakukan penyelidikan terkait dengan insiden ini.
Beberapa saksi diperiksa untuk mengetahui penyebab kecelakaan laut ini.
"Kita lakukan pemeriksaan beberapa saksi," kata Kasat Polairud Polres Banyuwangi, AKP Subandi.
Mahbub merupakan salah satu rombongan wisata yang akan berlibur ke Bali menggunakan bus Pariwisata Pratama nopol W 7085 US.
Saat itu korban sudah berada di dek bawah hendak masuk ke bus.
Namun pada saat sandar, gelombang menghantam dan menyebabkan kapal goyang. Korban terpental dan tercebur.
Keluarga Pasrah
Suasana rumah Mahbub (18) warga Dusun Semare, Kecamatan Kraton, Pasuruan tampak ramai, Rabu (28/6/2017) siang.
Rumah Mahbub ramai dikunjungi kerabat, dan para tetangga dekat rumah pasca Mahbub dikabarkan tercebur di perairan Selat Bali.
Paman korban, Mashuri menjelaskan, korban dan rombongan hendak berziarah ke Denpasar.
Menurutnya, kegiatan ziarah itu rutin dilakukan korban dan warga Dusun Semare ini.
"Berdasarkan informasi yang saya dapatkan, ponakan saya ini sedang bersandar di pinggir kapal. Sebelum kapal menepi di pelabuhan Gilimanuk, katanya kapal goyang, dan dia (ponakan) jatuh ke laut. Saya juga kurang jelas, seperti apa kronologisnya," terangnya.
Menurut Mashuri, saat dirinya menghubungi teman keponakannya yang berada di lokasi kejadian mengatakan, si rekan bersama korban duduk santai pada sisi kapal di bagian bawah.
Saat itu korban sedang memainkan handphone, kemudian pada saat kapal hendak bersandar korban berdiri pada sisi kapal, kapal agak goyang karena diterjang ombak.
"Setelah itu katanya keponakan saya ini terpeleset dan jatuh ke laut. Dari laut korban sempat teriak minta tolong kepada temannya yang saya telepon ini dan teman‑teman lainnya. Selanjutnya, semua orang melapor ke pihak kapal atas peristiwa terjatuhnya keponakan saya ini," ujarnya.
Dia mengatakan, keluarga hanya bisa pasrah dan berdoa kepada Tuhan.
Ia hanya menunggu kabar dari kerabat dan rekan‑rekannya yang ada di Gilimanuk mengenai kabar terbaru.
"Kabar terakhir, katanya SAR, Pol Air, dan pihak pelabuhan sudah melakukan pencarian dan penyisiran di lokasi terjatuhnya korban. Kami hanya berharap keponakan saya ini segera bisa ditemukan," katanya. (gol/rio/wly)