40 Menit Berjuang Melahirkan di Pesawat
Terbang dalam kondisi hamil tua, seorang penumpang akhirnya melahirkan di dalam pesawat Batik Air ID 6500 dengan rute Cengkareng-Denpasar
Penulis: Zaenal Nur Arifin | Editor: Ady Sucipto
TRIBUN-BALI.COM, MANGUPURA – Terbang dalam kondisi hamil tua, seorang penumpang akhirnya melahirkan di dalam pesawat Batik Air ID 6500 dengan rute Cengkareng-Denpasar, Sabtu (8/7) pagi.
Beruntung, ada seorang penumpang yang kebetulan dokter. Didampingi para awak kabin pesawat jenis Boeing 737-900, penumpang yang dokter itu membantu proses persalinan Nurul selama 40 menit di udara, dan akhirnya lahirlah seorang bayi lelaki dengan selamat dan normal.
Menurut sumber Tribun Bali yang berada dalam penerbangan Batik Air tersebut, awalnya Nurul Saimah mengaku bahwa usia kehamilannya baru 5 bulan. Karena pengakuannya tersebut, pihak maskapai mengizinkannya naik pesawat.
"Kalau diketahui sudah hamil delapan bulan, jelas seseorang sudah tidak boleh naik pesawat. Usia kehamilan 8 bulan sangat berisiko jika naik pesawat," ungkap sumber itu kemarin.
Saat itu Nurul Saimah duduk di kursi 7C dan hanya berdua dengan seorang anaknya yang berumur sekitar 10 tahun. Saat perjalanan di udara dari Jakarta ke Denpasar sudah sekitar 1 jam lebih, Nurul memanggil pramugari dan menyampaikan bahwa dirinya mengalami pendarahan.
"Dia cuma menginformasikan alami pendarahan. Kebetulan, ada seorang penumpang yang berprofesi sebagai dokter. Dia membantu, dan melakukan pemeriksaan terhadap Nurul di galley (kursi) depan. Dokter bilang bahwa pembukaan jalur kelahiran sudah komplet, dan tinggal melahirkan," tutur sumber itu kepada Tribun Bali.
Didampingi 3 awak kabin (pramugari), penumpang yang dokter itu membantu proses persalinan Nurul. Lama persalinan sekitar 40 menit. Ternyata para penumpang lain tenang, tidak ramai atau heboh kendati ada yang mengetahui salah-watu dari mereka sedang berjuang untuk melahirkan.
Sekitar 23 menit sebelum pesawat mendarat di Bandara I Gusti Ngurah Rai sekitar pukul 09.05 Wita, Nurul melahirkan seorang bayi lelaki dengan normal dan selamat. Bayi itu berbobot 2,4 kilogram. Menurut informasi, Nurul tinggal di Bali bersama suaminya yang bekerja di Kantor Imigrasi Bali.
Tatkala proses melahirkan itu sedang ditangani oleh dokter dan para awak kabin pesawat, pilot in command Batik Air, Captain Rakazoni, memberitahu petugas menara pengawas (Air Traffic Controller/ATC) Bandara I Gusti Ngurah Rai bahwa ada penumpang yang butuh penanganan medis segera, dan perlu disiapkan ambulans.
Pukul 09.05 Wita, pesawat mendarat, dan sekitar 10 menit kemudian sudah di area parkir.
Petugas jemput si bayi dan ibunya di kabin, dibawa turun dan dimasukkan ambulans KKP (Kantor Kesehatan Pelabuhan) yang sudah siaga, lantas bergegas ke Rumah Sakit (RS) Kasih Ibu Kedonganan, Badung.
“Sekira pukul 08.40 Wita, pilot menghubungi Air Traffic Controller (ATC) lalu diteruskan kepada Apron Movement Control (AMC) Tower. Disebutkan bahwa pesawat membutuhkan ambulans KKP karena ada satu penumpang mengalami pendarahan,” jelas Arie Ahsanurrohim, Kepala Bagian Komunikasi dan Legal Bandara I Gusti Ngurah Rai, dalam penjelasannya kemarin.
“Peristiwa seperti ini sangat jarang terjadi di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai. Selama tahun 2017, ini kasus yang pertama,” tutur Arie.
Sementara itu, Public Relations Manager Lion Air Group, Andy M Saladin saat dikonfirmasi Tribun Bali membenarkan adanya kejadian penumpang melahirkan di dalam pesawat Batik Air. Batik Air merupakan bagian dari Lion Air Group.
“Pesawat itu lepas landas dari Bandara Soekarno Hatta (Jakarta) pukul 06.00 WIB menuju Denpasar. Sekitar 23 menit sebelum mendarat di Bandara I Gusti Ngurah Rai, penumpang itu melahirkan seorang bayi laki-laki secara normal,” jelas Saladin.