Anggota TNI Dibunuh di Bali

Korban Pengeroyokan Lain, Jophari Tak Punya Biaya Operasi, Tulang Rahangnya Patah

Untuk menahan lapar, Johari yang mengalami patah tulang rahang bagian kiri hanya bisa minum susu dan dibantu dengan infus.

Tribun Bali, Hisyam Mudin
Johari saat dirawat di ruang IGD RSUP Sanglah, Denpasar, Minggu (9/7/2017). 

Laporan Wartawan Tribun Bali, Hisyam Mudin

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Muhammad Johari (22), salah satu korban pengeroyokan, sudah dipindahkan dari ruangan IGD ke kamar inap, ruangan MS (Medical Surgical), Kamar Nomor 203 RSUP Sanglah, Denpasar, Bali, Selasa (11/7/2017).

Meski sudah dipindahkan ke kamar inap, kondisi Johari terlihat masih sangat lemah.

Baca: Topi Terjatuh Hingga Penusukan Prada Yanuar, Keluarga Minta Pelaku Dihukum Berat

Baca: Pelaku Utama Penusukan Prada Yanuar Pakai Pisau Belati Melengkung, Dari Mana Asalnya?

Bahkan, Johari hingga tadi malam dilaporkan belum bisa makan.

Untuk menahan lapar, Johari yang mengalami patah tulang rahang bagian kiri hanya bisa minum susu dan dibantu dengan infus.

Sementara untuk operasi rahang mulutnya juga belum bisa dilakukan tindakan.

Pasalnya, selain tak memiliki BPJS sebagai tanggungan biaya pengobatan, ayahnya juga tak memiliki uang untuk biaya operasi Johari.

Biaya operasi Johari menelan biaya sekitar Rp 50 juta.

Biaya tersebut di luar dari biaya obat-obatan dan biaya kamar selama nginap di rumah sakit.

Akibat kesulitan uang, Johari rencananya akan dibawa pulang sama ayahnya ke kampung halaman untuk pengobatan secara tradisional.

Terkait kapan akan pulang ke kampung, pihak keluarga masih melakukan perundingan dan berkordinasi dengan pihak medis RS Sanglah, Denpasar, Bali.

Yusuf (55), ayah Johari, saat ditemui di ruangan MS terlihat sangat sedih melihat kondisi anaknya.

Dikatakan Yusuf, saat mendengar kabar anaknya mengalami musibah, ia langsung syok dan juga sedih.

Bahkan ia juga mengatakan tak bisa tidur dan terus memikirkan kondisi anaknya.

Hingga akhirnya, ia memutuskan untuk ke Bali melihat Johari anaknya.

Yusuf tiba di Bandara Internasional Ngurah Rai pada Selasa (11/7/2017) sekitar pukul 16.00 Wita.

Setibanya di bandara, ia langsung menuju RS Sanglah untuk melihat kondisi Johari.

Yusuf datang dari Reo, Manggarai Tengah, Flores Barat, Nusa Tenggara Timur, seorang diri tanpa ditemani siapa-siapa. Istrinya sudah meninggal dunia.

Biaya untuk ke Bali pun didapat Yusuf dari urunan pihak keluarga.

"Saya sangat sedih. Saya tidak punya uang sebanyak itu untuk biaya operasinya. Ibunya sudah meninggal. Saya sendiri ke sini. Biaya ongkos untuk saya sendiri ke sini saja keluarga di kampung urunan uang. Jangankan Bali, di Labuan Bajo saja saya tidak pernah injak karena tidak punya uang," imbuh Yusuf lirih.(*)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved