Kisah Cinta Presiden Soekarno, Ditolak Penari Bali Demi Pria Ini, Sekarang Jadi Suaminya

Dalam kunjungannya itu dia disuguhkan tarian Bali, tanpa disangka Soekarno tertarik dengan seorang penarinya

Penulis: Miftachul Huda | Editor: Aloisius H Manggol
NET
Soekarno. 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR- Kisah tentang Presiden RI Soekarno seolah masih hangat untuk dibahas.

Apalagi, presiden pertama itu juga memiliki kedekatan emosional dengan Bali.

Pada 2016 lalu, Tribun Bali berkesempatan mewawancari seorang ajudan Soekarno, Ni Luh Putu Sugianitri.

Ia menceritakan, pada pertengahan tahun 1950-an Presiden RI Soekarno berkunjung ke Bali dalam acara malam kebudayaan.

Dalam kunjungannya itu dia disuguhkan tarian Bali, tanpa disangka Soekarno tertarik dengan seorang penarinya.

Ni luh Putu Sugianitri, eks ajudan Soekarno.
Ni luh Putu Sugianitri, eks ajudan Soekarno. (Tribun Bali/Miftachul Huda)

Tidak berselang lama Soekarno mendatangi rumah penari ini.

Namun siapa sangka cinta Soekarno bertepuk sebelah tangan.

"Saya masih ingat saat itu pak Soekarno datang ke rumah tante saya,  dia masuk ke gang-gang sempit," kata Ni Luh Putu Sugianitri.

Rumah penari ini berada di wilayah Kecamatan Denpasar Barat.

Nitri panggilan akrab Ni Luh Putu Sugianitri mengatakan untuk menjaga privasi keluarganya, dirinya tidak menyebut nama penari yang dimaksud.

"Tapi saya masih ingat betul kejadian itu," imbuhnya yang tidak mau menyebut nama penari ini.

Menurutnya saat itu Soekarno datang dengan memakai baju kebesarannya jas warna coklat dan peci hitam dan didampingi sejumlah pengawalnya.

Sesampainya di rumah, Soekarno langsung meminta tantenya ini untuk menari di depannya.

Mau tidak mau, tante Nitri yang kata dia punya wajah keturunan Indo Belanda ini menari.

"Saat itu dia menari depan Soekarno dengan tarian margapati, tante saat itu memakai kebaya," terangnya.  

Kedatangan Soekarno ke rumah secara mendadak ini mengejutkan keluarganya.

Keluarga kata dia juga sudah mengerti maksud kedatangan pria kelahiran Surabaya ini.

Tapi siapa sangka si penari ini menolak cinta Soekarno.

"Jadi begitu Soekarno pulang, tante saya marah-marah, katanya gak mau lagi disuruh nari-nari kalau Soekarno datang lagi ke rumah," paparnya.

Alasan penolakan itu dikatakannya karena sudah punya calon suami sendiri.

Bahkan calonnya ini sekarang masih menjadi suami tantenya ini.

"Sekarang hidup di Jakarta," ungkapnya.

Ditolaknya cinta Soekarno ini adalah yang kedua kalinya.

Tantenya saat itu juga cerita kalau Soekarno suka sama penari lain yang tinggal tidak jauh dari rumahnya di kawasan Denpasar.

Sayangnya lagi-lagi cinta Soekarno harus bertepuk sebelah tangan.

"Sampai sekarang saya masih ingat betul wajahnya," terangnya. 

Kejadian ini saat dia masih belum menjadi polisi.

Namun siapa sangka takdir kemudian mempertemukan Nitri dengan Soekarno pada tahun 1965.

Nitri yang tamatan sekolah kepolisian polisi wanita angkatan ke 3 ini ditugaskan sebagai ajudan Soekarno usai lulus tahun 1964.

"Setelah cukup akrab dengan bapak, saya sempat ceritakan kejadian penolakan itu, dia (Soekarno) tertawa-tawa saja," terangnya.

Soekarno pun tidak menyangka kalau wanita yang ditaksirnya ini adalah tantenya Nitri. 

Menurutnya pasca tahun 1965 hampir semua pengawal atau ajudan Soekarno sangat dekat dengan Soekarno dan keluarganya.

"Bagaimana tidak dekat, bapak saat itu gak boleh kemana-mana, tidak boleh menerima tamu juga. Jadi setiap hari di rumah saja nemeni keluarga pak Karno," terangnya.

Bahkan soal kedekatan ini dia sempat masuk dalam sebuah surat kabar yang terbit di jaman orde baru.

"Suami saya baca di koran katanya saya (maaf) l*nt*nya Soekarno. Padahal pak Soekarno tak pernah sedikitpun menyentuh saya," jelasnya. 

Namun dia memahami pemberitaan itu terlebih saat itu orde baru sedang berkuasa.

Banyak serangan maupun intimidasi dari pihak-pihak tertentu. (*)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved