WASPADA! 50 Orang ISIS Terdeteksi di Bali, Keberadaannya Tersebar
Indonesia kini berada dalam kondisi “lampu kuning” atau waspada terhadap potensi ancaman terorisme dan radikalisme.
Laporan Wartawan Tribun Bali, Ratu Ayu Astri Desiani
TRIBUN-BALI.COM, SINGARAJA – Komando Daerah Militer (Kodam) IX/Udayana mendeteksi ada 50 orang yang dicurigai sebagai bagian dari jaringan teror ISIS di Bali, dan keberadaannya tersebar di beberapa wilayah.
Menurut Panglima Kodam (Pangdam) IX/Udayana Mayor Jenderal (Mayjen) TNI Komaruddin Simanjuntak, Indonesia kini berada dalam kondisi “lampu kuning” atau waspada terhadap potensi ancaman terorisme dan radikalisme.
Baca: ISIS Jadikan Perempuan Yazidi Sebagai Barang Dagangan dan Budak Seks, Begini Kejamnya!
“Itu dari data ya (50 orang terdeteksi ISIS di Bali, red), mungkin saja lebih di lapangan. Kita bandingkan saja seperti di Filipina. Awalnya dilaporkan ada 50 orang terkait ISIS, tapi setelah darurat militer diterapkan di sana (Filipina selatan, red) selama 10 hari saja, sudah terungkap ada 250 orang ISIS. Ternyata sudah melebihi,” ujar Pangdam di sela-sela kunjungan kerjanya di Kodim 1609/Buleleng, Senin (14/9/2017), untuk meninjau kesiapan dan kedisiplinan anggota TNI dalam menjalankan tugasnya.
Saat ditanya di wilayah mana saja 50 orang yang terdeteksi ISIS itu berada, Pangdam mengatakan hal itu tidak bisa diungkapkan.
Tapi Kodam IX/Udayana sudah mengetahui keberadaannya.
“Tidak bisa saya katakan bahwa mereka ada di pojok sana, gak bisa. Tetapi, saya tekankan agar kita selalu waspada di setiap kegiatan dan tempat,” tandas Komaruddin yang baru sekitar empat bulan menjabat sebagai Pangdam IX/Udayana.
Ia juga sudah menginstruksikan seluruh prajurit Kodam IX/Udayana untuk melaksanakan patroli ke wilayah-wilayah binaannya, terutama ke tempat-tempat dimana sel-sel radikalisme bersembunyi atau bahkan masih tidur.
“Walaupun sel-selnya tidur, kita tetap berpatroli di sana. Supaya tak mencurigakan, maka patrolinya bersama-sama dengan kepolisian. Itu dilakukan dari rumah ke rumah setiap hari,” jelas Pangdam.
Buru Penyerang Brimob
Mengenai perampasan senjata anggota Brimob Polda Bali oleh orang tak dikenal di Jimbaran pada 8 Agustus lalu, Pangdam mengatakan bahwa pihaknya secara diam-diam telah membentuk satuan tugas (satgas) tersendiri, dengan menurunkan tim intelijen.
“Saya diam-diam melaksanakan satgas tersendiri. Tapi, saya sudah berkoordinasi dengan Kapolda Bali. Saya selaku komando kewilayahan kan memiliki banyak jaringan, tentu dibantu pula oleh masyarakat,” jelas Pangdam.
Seperti diketahui, anggota Brimob Polda Bali, Brigadir Ida Bagus Suda Suwarna, ditemukan lemas tak sadarkan diri di areal parkir Ayana Resort and Spa, Jimbaran, Kabupaten Badung, pada Selasa (8/8/2017) lalu.
Suda Suwarna tak sadarkan diri, diduga kuat diserang oleh tiga orang tak dikenal.
Senjata laras panjang Suda Suwarna jenis AK 101 beserta satu unit magasin berisi 3 peluru hampa dan 27 peluru karet dirampas oleh penyerang.
Hingga kemarin, penyerang dan pelaku perampasan senjata itu masih belum ditemukan.
Muncul spekulasi, pelaku penyerangan dan perampasan senjata itu dari kelompok teror.
Mayjen TNI Komaruddin mengatakan, TNI selalu bersinergi dengan kepolisian dan pemerintah, termasuk dalam kewaspadaan terhadap potensi radikalisme dan terorisme.
“Pokoknya, apapun program kepolisian dan pemerintah, tentara mendukung seratus persen,” ujar Pangdam.
Sementara itu, dalam kuliah umumnya di hadapan ribuan mahasiswa baru Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) di Singaraja kemarin, Mayjen TNI Komaruddin menekankan agar para mahasiswa menjunjung tinggi nilai-nilai kebangsaan dan falsafah bangsa.
Mahasiswa harus menjadi generasi terdidik yang tetap berjiwa kebangsaan dan patriotik.
"Mahasiswa baru harus siap mental menghadapi perkembangan zaman. Mereka harus berjiwa pejuang demi kemajuan nusa dan bangsa," katanyadi Auditorium Undiksha.
Di tengah keadaan bangsa yang dinamis saat ini, jelas Pangdam, selama empat bulan bertugas di Pulau Dewata dirinya terus berkeliling menyosialisasikan empat konsensus bangsa yakni Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia).
Pihaknya pun berpesan agar generasi muda menjunjung tinggi lima sila dalam Pancasila sebagai landasan untuk bertindak dalam pelaksanaan pendidikan di kampus maupun kehidupan bermasyarakat.
Menurut Komaruddin, Pancasila sudah merupakan harga mati dan tidak perlu dibahas lagi maupun didiskusikan.
"Pancasila harus diterapkan. Bukan dibahas-bahas lagi," tutur dia.(*)