HUT Kemerdekaan RI
Begini Kisah Niskala Pengibaran Bendera Merah Putih di Poros Pulau Dewata, Pura Peninjoan
Pakaian yang dikenakan oleh pesertanya pun khusus, yakni pakaian adat Bali, serta memakai hormat anjali.
Namun, khusus untuk sikap hormat terhadap Sang Saka Merah Putih, mereka melakukannya dengan cara yang tak biasa.
Sikap hormat yang diambil memakai hormat anjali.
Posisi kedua tangan dicakupkan di depan dada.
Setelah melaksanakan upacara pengibaran bendera pada pagi harinya, warga Menyali pun kembali mengikuti upacara penurunan bendera pada sore hari.
Dihubungi melalui saluran telepon seluler, Pemangku Merajan Pasek Celagi Menyali, Jero Sri Artayani menuturkan, pengibaran bendera Merah Putih yang dilaksanakan di Pura Peninjoan, memiliki sejarah spiritual yang tinggi.
Konon, pada 12 November 2005 lalu, Ida Prabhu pengempon Pura Menjangan, mendapat pawisik dari Maha Patih Gajah Mada.
Ia diminta untuk mendatangi desa yang namanya Menyali dan dititahkan untuk mengibarkan bendera Merah Putih di Pura Dalem Paninjoan Menyali.
Berangkat dari pewasik itu, Prabhu pengempon Pura Menjangan kemudian berkeliling mencari desa yang dimaksud.
Setelah berkeliling mencari, tepat jam 11 malam, Ida Prabhu pegempon Pura Menjangan akhirnya menemukan Desa Menyali.
Ia kemudian menyerahkan bendera Sang Saka Merah Putih kepada pengurus pura, dan meminta agar bendera tersebut dikibarkan selama sembilan hari setiap tahunnya dan pada saat 17 Agustus.
"Menyali dipilih karena merupakan poros atau pusat atau yali Pulau Dewata. Desa tua yang ada sejak jaman Empu Kuturan, dengan bukti palinggih Lingga Yoni di setiap pura tua di Menyali," jelasnya.
Sementara itu, Kelian Desa Pakrman Menyali, Jero Mangku Made Anggakasih mengatakan, sejak diserahkan tahun 2005 lalu, bendera yang digunakan belum pernah diganti.
"Kami sangat mensakralkannya. Namun, rencananya di acara pujawali akan kami buatkan duplikatnya. Karena yang asli benderanya sudah mulai rapuh," katanya.
Jro Angga pun berharap, kedepannya generasi muda tidak lupa dengan sejarah.
Melalui perayaan HUT RI yang dilakukan di Pura Peninjoan ini, antara dharma negara dan dharma agama tetap selaras dijalankan.
"Kami ingin menanamkan semangat menjaga persatuan, menghargai jasa pahlawan serta cinta NKRI, yang dibalut dengan dharma negara dan dharma agama," ungkapnya. (*)