Kawah Gunung Agung Sudah Keluarkan Gas Berbahaya, Jangan Lewati Radius Ini!
Ia mengimbau masyarakat supaya tidak mendekati kawah karena berbahaya jika sampai menghirup gas yang dihasilkan kawah gunung.
Penulis: Saiful Rohim | Editor: Ida Ayu Made Sadnyari
Ia juga mengingatkan masyarakat tidak panik karena semua gunung berapi berpotensi mengalami erupsi.
Namun, tidak ada erupsi gunung berapi yang tiba-tiba dan itu melalui proses yang bisa diamati, beda halnya dengan gempa.
“Level I normal, level II waspada, level III siaga, dan level IV awas. Itu bisa diprediksi,” ujarnya.
Pos pengamatan Gunung Agung juga mengamati belum adanya perubahan signifikan tinggi dan tebal asap dari kawah dalam kurun waktu tiga bulan terakhir.
Badan Geologi melaporkan bahwa berdasarkan informasi dari pendaki pada 13 September lalu, terlihat hembusan solfatara dari dasar kawah yang sebelumnya tidak pernah terlihat sampai pemeriksaan terakhir pada April 2017.
“Badan Geologi juga melaporkan data terukur terkait dengan peningkatan status, seperti material vulkanik, tingkat kegempaan dan citra termal,” ujar Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho.
Pada indikator gempa Vulkanik Dalam (VA) mengindikasikan, proses peretakan batuan di dalam tubuh gunungapi yang diakibatkan oleh tekanan fluida magmatik dari kedalaman mulai terekam meningkat jumlahnya secara konsisten sejak 10 Agustus 2017 dengan amplituda kegempaan vulkanik berkisar antara 3 mm sampai 10 mm.
Gunung Agung memiliki sejarah aktivitas erupsi yang dicirikan oleh erupsi-erupsi yang bersifat eksplosif dan efusif dengan pusat kegiatan yang berada pada kawah.
Masih dilihat pada sejarah erupsi, potensi ancaman bahaya berupa jatuhan piroklastik, aliran piroklastik, dan aliran lava.
“Saya imbau masyarakat untuk tetap tenang dan tidak terpancing pada hal-hal yang menyesatkan. Letusan gunung bersifat slow on set. Artinya tidak seketika meletus, namun selalu mengeluarkan tanda-tanda peningkatan aktivitas vulkanik sebelumnya sehingga PVMBG dapat menetapkan rekomendasi lebih lanjut,” katanya.
Pendakian Aman
Walau status Gunung Agung meningkat, tapi aktivitas pendakian tetap dilakukan warga dan pendaki hingga kemarin.
Humas Pura Pasar Agung di Desa Sebudi, Kecamatan Selat, I Wayan Suara Arsana, mengatakan ada puluhan wisatawan dan warga yang mendaki.
Kemarin, wisatawan yang datang untuk naik ke Gunung Agung lewat jalur Pura Pasar Agung hampir 40 orang.
Mereka diantar oleh 19 guide dan berangkat malam hari.