Gunung Agung Terkini

Cerita Dong Nawa Yang Trauma Dengan Ledakan Gunung Agung Tahun 1963

Dong Nawa (85) dan Pekak Tunas (75) khawatir dan panik usai gempa cukup besar melanda tempat tinggalnya

Penulis: Saiful Rohim | Editor: Eviera Paramita Sandi
Tribun Bali / Saiful Rohim
Dong Nawa (85) dan Pekak Tunas (75) 

5.     Selain itu, biasanya juga terjadi hujan abu.

6.     Jika abu tersebut menempel di badan akan bisa menimbulkan gatal, dan mengalami lecet.

7.     Tanda niskala terdengar bunyi gamelan dan bleganjur sebleum erupsi.

Saat ini, tanda-tanda sekala dan niskala itu belum ada yang muncul.

”Kalau secara niskala biasanya terdengar bunyi gamelan dan bleganjur sebelum erupsi. Semoga tak terjadi,” harap Wayan Sukra.

Sedangkan pertanda sekala, imbuh dia, sebulan hingga tiga bulan sebelum erupsi biasanya hewan-hewan yang tinggal di ketinggian Gunung Agung turun ke bawah dan bahkan ke rumah-rumah warga.

 “Tanda-tanda sekala dan niskala itu menjelang erupsi itu sebagaimana yang dituturkan turun-temurun dari nenek moyang. Saat ini, tanda-tanda sekala dan niskala itu belum ada yang muncul. Oleh karena itu, warga saya harap tenang dan tidak resah. Media juga harus beritakan yang objektif biar warga tak resah,” ungkap Jro Mangku Wayan Sukra.

Pria yang juga menjabat sebagai Bendesa Sogra ini berjanji akan terus menggelar upacara untuk memohon keselamatan kepada Tuhan dan agar terhindar dari bencana.

Sejak 1963 (tatkala Gunung Agung meletus terakhir) hingga kini, menurut Wayan Sukra, pemangku di Pura Pasar Agung rutin ngaturan pekelem di kawah.

Sarananya berupa kambing dan bebek berwarna putih. (*) 

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved