Brimob dan Pecalang Jaga Rumah Warga di Sekitar Lereng Gunung Agung yang Ditinggal Mengungsi
Daerah tersebut meliputi Desa Jungutan, Buana Giri, Sebudi, Ban, Dukuh, dan Desa Besakih.
Penulis: Saiful Rohim | Editor: Ida Ayu Made Sadnyari
Sebelum mengungsi, warga juga diminta untuk melaporkan aset-aset mereka ke camat, luarah, pihak desa atau kepada polisi.
Ini untuk menghindari klaim kehilangan nanti.
"Jangan sampai warga mengaku kehilangan, padahal tidak. Makanya warga harus melaporkan aset yang mereka tinggalkan saat mengungsi," kata Laksana.
Tinggalkan Ternak Sapi
Sementara itu, sekitar 200 warga Desa Sebudi, Kecamatan Selat, Karangaem tiba di Pos Pengungsian Lapangan Gelgel Klungkung, kemarin.
Mereka dijemput mobil Satpol PP dan Kodim Klungkung setelah sebelumnya sempat tertahan mengungsi di SDN 2 Pesaban, Rendang, Karangasem.
Seorang pengungsi, I Nyoman Rimpeg (55) tampak gundah.
Ia mengaku khawatir dengan ternak sapinya yang ditinggal di kampung halaman.
Rimpeg belum sempat menjual ternaknya.
Sebab sebelumya ditawar sangat murah oleh pembeli.
"Tetangga saya ternak sapinya dijual murah untuk mengungsi. Biasanya sapi harganya Rp 12 juta per ekor, malah ada yang dibeli hanya Rp 5 juta per ekor. Jadi lebih baik sapi peliharaan saya, saya titipkan ke kerabat yang belum mengungsi," kata Rimpeg.
Rimpeg mengungsi dengan seluruh anggota keluarganya yang berjumlah tujuh orang.
Selain aroma belerang dan gempa, di Desa Sebudi juga sudah terasa sangat panas.
"Hampir setiap malam terasa gempa. Selain itu juga terasa panas. Panasnya beda dari biasanya. Lebih baik kami mengungsi sesuai arahan pemerintah," kata warga yang rumahnya berjarak sekitar tiga Km dari kawah Gunung Agung tersebut. (*)