Gunung Agung Terkini
Magma Sudah Naik ke Permukaan, Kepala PVMBG Sebut Sangat Berpotensi ke Arah Letusan
Gempa vulkanik dalam dan dangkal juga terus meningkat, sehingga berdampak ke permukiman warga di lereng gunung.
Penulis: Saiful Rohim | Editor: Ida Ayu Made Sadnyari
Perubahan yang cepat dan tajam yang ditunjukkan Gunung Agung itu, kata Kasbani, membuatnya sangat berpotensi ke arah letusan.
“Tapi belum bisa dipastikan kapan terjadi (letusan). Petugas kami akan terus membaca tanda-tanda dari gunung," terang Kasbani.
Oleh karena itu, PVMBG kembali menghimbau warga untuk tidak melakukan aktivitas di seluruh area dalam radius 6 kilometer dari kawah Gunung Agung.
Selain itu, karena kondisi gunung terus mengalami peningkatan aktivitas vulkaniknya, maka ada juga perluasan kawasan berbahaya 7,5 kilometer dari utara, selatan, tenggara, dan barat daya.
Pengungsi Bertambah
Dijelaskan oleh Sutopo bahwa jumlah penduduk di Kawasan Rawan Bencana 3 (KRB 3) sebanyak 49.485 jiwa yang berasal dari 6 desa di Kabupaten Karangasem.
Desa-desa itu adalah Jungutan Kecamatan Bebandem, Desa Buana Giri Kecamatan Bebandem, Desa Sebudi Kecamatan Selat, Desa Besakih Kecamatan Rendang, Desa Dukuh Kecamatan Kubu, dan Desa Ban Kecamatan Kubu.
Sedangkan di Kecamatan Klungkung, warga lereng Gunung yang mengungsi berasal dari Desa Sebudi, Kecamatan Selat, Klungkung.
Total sampai sore kemarin terdapat 404 pengungsi di Klungkung, yang sebagian terbesar ditampung di Pos Pengungsian GOR Swecapura Gelgel.
Di Karangasem, sampai kemarin sore jumlah pengungsi yang ditampung di sejumlah tempat di sana sebanyak 3.819 jiwa.
Di Tejakula (Kabupaten Buleleng), jumlah pengungsi dari Kubu dan Ban (Karangasem) yang ditampung sebanyak 527 jiwa.
Berdasarkan data-data yang diperoleh Tribun Bali, total jumlah pengungsi Gunung Agung hingga kemarin sore sebanyak 4.750 jiwa.
Pendataan pengungsi, kata Sutopo, terus dilakukan dan jumlah mereka dipastikan bergerak naik.
“Meskipun Bupati Karangasem belum memerintahkan secara resmi mengungsi, namun pengungsian banyak dilakukan secara mandiri oleh warga,” ujar Sutopo.
Dikatakan oleh Sutopo, sebagian besar warga mengungsi karena pengalaman masa lalu saat Gunung Agung meletus besar tahun 1963.
Tanda-tanda yang mereka rasakan saat ini, yaitu gempa vulkanik yang sering terjadi dan suhu makin terasa panas di lereng gunung bahkan pada malam hari, mirip sekali dengan kejadian sebelum Gunung Agung meletus tahun 1963.