Gunung Agung Terkini

Ini Kata Turis yang Ada di Bali Terkait Status Gunung Agung Naik ke Level Awas

Gunung berapi ini berjarak sekitar 72 kilometer dari kawasan Kuta, yang merupakan tujuan wisata dan tempat mendaki yang populer di Bali.

Tribun Bali/Rizal Fanany/news.com.au
Pengungsi cek kesehatan di Pos kesehatan di GOR Swecapura,Klugkung, Sabtu (23/9/2017) (kanan). 

TRIBUN-BALI.COM - Peningkatan aktivitas Gunung Agung, Karangasem, Bali menjadi sorotan dunia.

Media asing pun memberitakan terkait Gunung Agung, seperti dimuat www.news.com.au, Selasa (23/9/2017), Pukul 14.28 Wita.

Baca: AWAS, Gunung Agung Tertutup Awan Tebal dan Turun Rintik Hujan, Binatang Turun ke Lereng Gunung

Baca: VIDEO Gunung Agung Meletus 1963, Warga Bertahan dalam Situasi Ini, Dampaknya Bikin Sedih

Dikutip dari news.com.au, dijelaskan para turis di Pulau Bali mulai merasa cemas setelah pemerintah menaikkan status Gunung Agung dari siaga ke tingkat tertinggi, Awas.

Sekitar 240.000 orang diperkirakan akan meninggalkan kawasan Indonesia Timur dalam waktu 24 jam ke depan.

Sekitar 10.000 penduduk desa telah meninggalkan rumah mereka di sekitar gunung, sedangkan 200 ribu warga lainnya sudah mendapatkan peringatan untuk mengungsi.

"Tentu saja itu akan meletus," kata seorang pria yang berdiri di sawah sembari menghadap ke Gunung Agung.

Sementara itu, para wisatawan diminta untuk waspada di tengah kekhawatiran akan meningkatnya aktivitas gempa dan kemungkinan letusan gunung berapi.

Sejumlah warga lokal menggambarkan bahwa gunung api itu "mulai meludah" atau hendak meletus.

Gunung berapi ini berjarak sekitar 72 kilometer dari kawasan Kuta, yang merupakan tujuan wisata dan tempat mendaki yang populer di Bali.

Badan Penanggulangan Bencana Nasional sebelumnya mengimbau, tidak ada penduduk atau wisatawan yang berada dalam jarak 9 km dari kawah tersebut dan berada dalam jarak 12 km ke utara, timur laut, tenggara dan selatan-barat daya.

Penduduk lokal maupun turis memposting merasakan gempa bumi dan getaran ketika pihak pemerintah menyisir radius 12 km dari puncak, memastikan tidak ada penduduk atau wisatawan yang berada di wilayah berisiko kritis.

Dalam beberapa hari terakhir, stasiun pemantau gunung berapi Rendang mencatat 500 gempa hanya dalam satu hari.

Seorang jurnalis foto menggambarkan penduduk di Sebudi mengemas barang-barang mereka sebanyak mungkin.

"Warga desa di Temukus merasakan gempa sepanjang malam dan dievakuasi pada pukul satu dini hari," tulis Rio Helmi.

Helmi mengatakan, meskipun daerah tersebut merasakan banyak aktivitas vulkanik, para ahli geologi khawatir dengan suasana tenang dalam beberapa jam terakhir, yang menurutnya bisa jadi bukan pertanda baik.

Adanya evakuasi penduduk setempat merupakan peringatan bagi turis, seperti postingan seorang wanita Inggris, Sammy Arkinstall, "Saya terlalu muda untuk mati".

Sementara itu, wisatawan lainnya seperti Dom Koudsi dari Australia, mengunggah postingan di Twitter, menyatakan keprihatinan mereka mengenai apa yang akan terjadi selanjutnya.

"Ada peringatan gunung api saat saya berada di Bali untuk pertama kalinya ... hati tergerak pada pengungsi dan berharap yang terbaik," tulis Koudsi.

Playmate Playboy Tiffany Toth memposting bahwa dia "tidak senang" terkait peningkatan aktivitas gunung berapi yang mungkin meletus saat ia berada di Bali.

Para penggemar model Playboy Miss September 2011 ini memberikan komentar, berharap semua baik-baik dan dia kembali dengan selamat.

Terlepas dari kecemasannya, penerbangan di bandara internasional Bali beroperasi seperti biasa dan hanya ada sedikit gangguan pada operator pariwisata di seluruh pulau di Indonesia.

Maskapai penerbangan Qantas sedang memantau situasi.

Departemen Luar Negeri Australia mengeluarkan sebuah peringatan perjalanan untuk Indonesia, yang mengatakan bahwa sebuah letusan dapat berdampak pada perjalanan udara di wilayah tersebut.

"Hubungi operator penerbangan atau tur Anda untuk mengkonfirmasi rencana perjalanan," katanya.

"Pantau laporan media lokal dan ikuti instruksi dari pihak berwenang setempat. Letusan Gunung Agung bisa berdampak pada perjalanan udara di wilayah ini ".

Phil Sylvester dari Travel Insurance Direct mengatakan kepada news.com.au, hal yang paling mungkin terjadi yang dapat mempengaruhi perjalanan wisatawan adalah awan abu vulkanik.

"Dua tahun yang lalu, ada gunung berapi yang awan abunya sampai menutupi kawasan udara di atas Denpasar, sehingga orang-orang terdampar di Bali. Itu  yang bisa terjadi. Saya tidak berpikir orang  khawatir menjadi korban letusan gunung berapi, tapi mereka mungkin akan menjadi korban gangguan transportasi"

Badan pemantau gunung berapi di Indonesia, MAGMA, memperingatkan letusan Gunung Agung secara khas bersifat eksplosif dan tak terkendali.

Sehingga menghasilkan aliran piroklastik yang mematikan dari abu, batu dan lahar.

"Jika terjadi letusan, potensi bahaya primer yang mungkin terjadi dalam radius 9 km adalah jatuhnya piroklur dengan ukuran sama dengan atau lebih besar dari 6 cm."

Tapi pemodelan untuk beberapa daerah di sekitar gunung berapi juga menunjukkan, arus tersebut bisa menempuh jarak 10km dalam waktu kurang dari tiga menit.

"Jika terjadi letusan, ada potensi bencana yang cukup besar," katanya memperingatkan.

"Orang-orang di sekitar Gunung Agung juga tidak memiliki cukup pengalaman untuk menghadapi erupsi karena gunung berapi ini, terakhir meletus 54 tahun yang lalu."

Gunung Agung terakhir meletus pada tahun 1963, melepaskan aliran piroklastik mematikan yang menewaskan sekitar 1.100 orang dan memuntahkan abu setinggi 10 kilometer.

Ini hanyalah satu dari 130 gunung berapi aktif di Indonesia, bagian dari konvergensi "Cincin Api" Pasifik dari lempeng tektonik. (*)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved