Gunung Agung Terkini

Gunung Agung Telah Masuki Fase Kritis, Ini Arah Sebaran Abunya Jika Meletus September-Oktober

"Meskipun status awas belum tentu akan meletus, karena tergantung tekanan. Tapi potensi meletusnya tinggi," kata dia.

Penulis: Putu Candra | Editor: Ida Ayu Made Sadnyari
Tribun Bali/Rizal Fanany/Dwi S
Gunung Agung terlihat di Pos Pengamatan Gunungapi Agung,Desa Rendang,Kabupaten Karangasem,Minggu (24/9/2017) (kanan). 

Penggelembungan diukur dengan menggunakan lintasan IDM dan Telting serta pantauan satelit.

Secara sederhana, penggelembungan adalah terdorongnya gunung ke arah atas skibat aktivitas magma di perut gunung.

"Jaraknya bisa meningkat, sudutnya juga karena ada sesuatu yang mendorong," kata Kasbani.

Tren Penggelembungan itu juga dibenarkan Sutopo.

Hal ini dikatakan karena adanya pergerakan magma ke atas.

Pergerakan magma ini ditandai keluarnya uap air di kawah Gunung Agung.

Sutopo mengibaratkan Gunung Agung seperti balon yang tertekan energi dan terus mengembung.

“Kalau ada energi yang tersumbat, ibaratnya balon dikasih energi, maka dia akan ada pengembungan,” ucapnya.

Pada Senin kemarin, visual gunung kabut 0-I hingga kabut 0-III.

Asap kawah tidak teramati.

Begitu juga kondisi cuaca berawan, mendung, dan hujan.

Angin bertiup lemah ke arah barat.

Suhu udara 22-23 derajat Celcius dan kelembapan udara 87-88 persen.

Volume curah hujan 9 mm per hari.

Tetap Radius 9-12 Km

Meski Gunung Agung telah memasuki fase kritis dan potensi besar erupsi, sampai kemarin BNPB belum ada rencana memperluas area kawasan rawan bencana (KRB) letusan gunung tersebut.

Sebelumnya BNPB telah menetapkan zona bahaya di wilayah dengan radius 9-12 kilometer dari puncak gunung.

Peta KRB dibuat untuk mengetahui aliran lava, arah awan panas, abu vulkanik, dan lainnya.

Peta disusun berdasarkan sejarah letusan Gunung Agung sebelumnya pada 1963-1964 silam.

Radius terdekat yang harus bebas dari aktivitas manusia adalah 9-12 kilometer (km).

"Sampai sekarang tetap (9-12 km) seperti sekarang, karena secara scientific sudah kita analisis semua dengan baik," ujar Kepala BNPB Willem Rimpangilei di Pos Komando Penanggulangan Darurat Bencana Gunung Agung, Karangasem, Senin (25/9/2017).

Bahaya radius terdekat yakni 9 km adalah terkena awan panas yang panasnya bisa mencapai 600-800 derajat celcius.

Kecepatan meluncurnya awan panas dari kawah Gunung Agung ke lereng bisa mencapai 300/km per jam.

Selain itu, Willem pun menegaskan pihaknya telah mempersiapkan langkah antisipasi untuk menghadapi letusan Gunung Agung sejak masih berstatus siaga.

"Kami sudah mengantisipasi seminggu sebelumnya, status siaga kami sudah waspada, kami sudah tambah kewaspadaan," Willem.

BNPB pun menegaskan semua yang berada di radius bahaya erupsi Gunung Agung diimbau untuk mengungsi.

Imbauan ini berlaku tanpa terkecuali.

Untuk saat ini, BNPB telah mengungsikan sebanyak kurang lebih 48.540 ribu jiwa yang tersebar di 301 titik pengungsian yang berada di radius enam kilometer hingga 12 kilometer Gunung Agung yang bisa terdampak letusan.

Pengungsi juga tersebar hampir di seluruh kabupaten/kota di Bali.

Masih ada kurang lebih 62.000 jiwa penduduk yang belum juga mengungsi karena sejumlah alasan.

Petugas terus melakukan penyisiran dan mengimbau agar penduduk mau mengungsi sementara waktu. (*)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved