Gunung Agung Terkini

Masih Fase Kritis, Begini VIDEO Keadaan Gunung Agung Terkini Dari Bukit Bunyang Karangasem

Pagi ini, Kamis (12/10/2017) sejak pukul 00.00-06.00 WITA gempa di Gunung Agung totalnya masih mencapai lebih dari seratus kali.

Editor: Eviera Paramita Sandi
Facebook / Sigit Purwono
Gunung Agung dari Bukit Bunyang, Desa Datah, Kecamatan Abang, Karangasem, Bali, Kamis (12/10/2017) 

TRIBUN-BALI.COM – Kondisi Gunung Agung masih di level IV (Awas).

Gunung Agung juga masih dalam fase kritis atau rawan meletus karena aktivitas vulkaniknya masih tinggi.

Baca: Drone dan Kesakralan Bali, Ada yang Menyebut Leteh, Tapi Kini Digunakan Memantau Gunung Agung

Pagi ini, Kamis (12/10/2017) sejak pukul 00.00-06.00 WITA berdasarkan laporan Magma Indonesia, gempa di Gunung Agung totalnya masih mencapai lebih dari seratus kali.

Baca: Kepala BNPB Perkirakan Letusan Gunung Agung Tak Sebesar 1963, Ini Penjelasan Lengkapnya

Baca: Gunung Agung Diguncang Lebih Dari 18 Ribu Gempa Sejak Status Waspada Hingga Status Awas

Baca: Baru di Ketinggian 1.800 Meter, Tiba-Tiba Kamera Drone Untuk Gunung Agung Bermasalah

Rinciannya yaitu :

■ Vulkanik Dangkal

(Jumlah : 92, Amplitudo : 2-5 mm, Durasi : 4-15 detik)

■ Vulkanik Dalam

(Jumlah : 114, Amplitudo : 2-7 mm, S-P : 1-3 detik, Durasi : 9-30 detik)

■ Tektonik Lokal

(Jumlah : 7, Amplitudo : 5-8 mm, S-P : 5-8 detik, Durasi : 40-60 detik)

Adapun cuaca berawan dan mendung.

Angin bertiup lemah ke arah barat. Suhu udara 22-23 °C dan kelembaban udara 84-85 %.

Gunung terlihat jelas namun asap kawah bertekanan lemah teramati berwarna putih dengan intensitas sedang dan tinggi 50-100 m di atas kawah puncak.

Seperti inilah gambaran Agung yang direkam secara langsung oleh akun Sigit Purwono dari Bukit Bunyang, Desa Datah, Kecamatan Abang, Karangasem, Bali.

Keadaan ini direkam pada pukul 06.08.29 WITA.

Dalam video tersebut juga masih terlihat asap kawah putih namun tidak terlalu tinggi.

Ini Videonya :

Gempa Yang Tidak Terasa Berhubungan Dengan Aktivitas Magma

 "Kegempaan masih tinggi dan fluktuatif. Gempa baik itu vulkanik dangkal, vulkanik dalam, dan tektonik lokal masih rata-rata 600 per harinya. Itu tandanya aktivitas didalam kantong magma Gunung Agung masih bergejolak," kata Kepala PVMBG, Kasbani.

Sementara, kepulan asap solfatara pun masih fluktuatif.

Hingga Rabu siang kemarin, ketinggian kepulan asap masih di rentang 100-200 meter.

Menanggapi banyak pertanyaan dari warga jika gempa Gunung Agung semakin tidak terasa, Kasbani mengungkapkan hal itu erat kaitannya dengan aktivitas magma.

Itu mengindikasikan magma sudah banyak jalan ke rekahan yang ada di sekitar kawah, sehingga magma mudah ke atas dan beberapa sudah dimanifestasikan sebagai kepulan asap.

"Walau gempa terasa berkurang, tapi saat ini kondisi Gunung Agung masih kritis. Deformasi juga masih menunjukkan penggelembungan gunung akibat aktivitas magma. Ini artinya gunung Agung masih sangat berpotensi untuk terjadinya letusan," jelasnya.

Sementara itu, Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali Penida terus gelar normalisasi sungai yang berdekatan dengan permukiman warga di Karangasem.

Langkah ini diambil untuk antisipasi aliran lahar dingin yang menerjang perumahan di dekat bibir sungai.

Kemarin (11/10/2017), BWS Bali Penida mengelar normalisasi Sungai Pati di Bnjar Dinas Werdhi Guna, Desa Adat Jasri, Kecamatan Karangasem.

Aliran sungai diperlebar hingga tujuh meter, serta kedalaman di tambah hingga berapa sentimeter.

Batu besar yang berada di tengah sungai dipindahkan ke pinggir. Harapannya agar aliran sungai tak tersumbat jika terjadi letusan Gunung Agung yang kini berstatus Awas.

Untuk diketahui, aliran lahar dingin berpotensi mengenai berapa desa di Karangasem.

Seperti Desa Bungaya Kangin, Kecamatan Bebandem.

Kelurahan Subagan, Kelurahan Karangasem, Kelurahan Padang Kerta, serta berapa desa di Kecamatan Rendang, Selat, dan Abang. (Ful/Mit)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved