Sepekan Jelang Galungan, Omzet Dagang Penjor Raup Rp 1 Juta Per Hari

Pantauan lokasi, puluhan pedagang di Jalan Raya Kapal Mengwi, Badung sudah memajang semua yang menjadi kebutuhan untuk bahan penjor seperti janur,

Penulis: I Dewa Made Satya Parama | Editor: Ady Sucipto
Tribun Bali/I Dewa Made Satya Parama
Pembeli saat memilih Penjor di Jalan Raya Kapal, Sabtu (21/10). Menjelang Hari Raya Galungan 1 November, masyarakat sudah mulai berburu payasan penjor 

TRIBUN-BALI.COM, MANGUPURA – Menjelang Hari Raya Galungan 1 November, masyarakat sudah mulai membeli payasan penjor.

Bahkan para penjual seperti Ririn sudah mulai merasakan adanya peningkatan penjualan.

Pantauan lokasi, puluhan pedagang di Jalan Raya Kapal Mengwi, Badung sudah memajang semua yang menjadi kebutuhan untuk bahan penjor seperti janur, sampian, kolong-kolong hingga padi.

Pedagang payasan penjor, Putu Ririn mengatakan, pembeli sudah mulai ramai sejak sepekan lalu. 

Omset dari penjualannya dikatakan rata-rata Rp 1 Juta per harinya. Jumlah ini lebih besar dibanding hari-hari sebelumnya.

“Jika dihitung sejak ada pembeli palingan sekitar Rp 10 juta (sepekan),” ujar Ririn saat ditemui di tempat usahanya, Sabtu (21/10).

Pedagang asal Banjar Basangtamyang, Desa Kapal, Badung ini mengakui bisnis ini merupakan bisnis musiman yang menjanjikan.

Mengingat setiap menjelang Hari Raya Galungan pendapatannya meningkat drastis dari mulai belasan juta hingga puluhan juta.

“Iya sekarang sudah menjamur, karena omset penjualannya juga lumayan meskipun bisnis musiman,” katanya.

Ririn melanjutkan, bahwa sejumlah pembeli tak mutlak hanya berasal dari Badung, melainkan dari luar Badung seperti dari Karangasem, Klungkung, dan Tabanan hingga Jembrana.

Dia menyebutkan, harga  perlengkapan penjor cukup bervariasi, mulai dari janur yang dibanderol dari harga Rp 100 ribu hingga Rp 350 ribu, sampian penjor mulai Rp 10 ribu hingga Rp 100 ribu, kolong-kolong di kisaran Rp 50 ribu per bungkus dan padi di kisaran Rp 25 ribu per bungkus.

Sedangkan untuk gantung-gantungan penjor yang terbuat dari ental mencapai Rp 50 ribu hingga Rp 60 ribu, serta sejumlah variasi lainnya yang menambah kesan seni pada penjor rata-rata harganya mencapai Rp 60 ribu hingga Rp 70 ribu.

Sedangkan payasan pelengkap lainnya seperti bunga ental berwarna, kipas ental dibanderol mulai dari nominal Rp 500 hingga Rp 8.000.

Lalu dari sejumlah perlengkapan yang mana paling laris? Ririn mengungkapkan adalah janur yang paling dicari pembeli.

“Kenapa janur dipilih? Karena jika janurnya sudah bagus otomatis yang lainnya juga terlihat bagus,”ungkapnya.

Dia juga menjelaskan, bahwa bahan baku yaitu ental didatangkan langsung dari Sulawesi dan Pulau Jawa. Kemudian, ia memanfaatkan para  perajin tangan dari Desa Kapal untuk mengolahnya menjadi berbagai ragam bentuk. (*)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved