PT Hardys Retailindo Pailit
13 Outlet Hardys Dibeli Orang Bali, Gede Sedana: Bangga yang Dibangun Gede Hardi, Melekat di Hati
Pria yang kini menjadi pemegang saham Hardys ini, mengaku telah membeli 13 outlet Hardys dari 18 outlet yang sebelumnya dimiliki
Penulis: AA Seri Kusniarti | Editor: Ida Ayu Made Sadnyari
Karena alasan itu pula ia tertarik membeli aset Hardys dari Bank Muamalat.
Menurutnya, brand ritel ini sudah sangat familiar dan terkenal di Bali.
“Secara pribadi, saya merasakan suatu kebanggaan karena Hardys dibangun oleh orang Bali, Gede Hardiawan. Hardys adalah retail terbesar di Bali dengan belasan outlet yang tersebar di seluruh Pulau Dewata,” katanya.
Ia pun melihat loyalitas konsumen sangat tinggi.
Karenanya ia optimistis Hardys akan terus survive.
“Untuk membangun ritel seperti Hardys ini, tentu tidak mudah. Jadi selain secara pribadi saya bangga apa yang dibangun Gede Hardi, saya juga tertarik melanjutkan bisnis ritel ini karena potensinya masih ada, terbukti toko masih ramai,” imbuhnya.
Bahkan Hardys selalu diserbu masyarakat, khususnya saat hari raya Agama Hindu seperti Purnama, Tilem, Kajeng Kliwon, hingga Galungan dan Kuningan termasuk season penting lainnya.
“Masyarakat pada ngantri beli buah segar,” sebutnya.
Hal ini pun terjadi hampir di semua ritel Hardys.
Terlihat saat menjelang hari raya, masyarakat mengular mengantri di kasir Hardys untuk berbelanja.
Sejauh ini, ia mengatakan kunjungan bahkan bisa mencapai 1 juta per bulan ke outlet Hardys.
Mengenai outlet di Ubud, kata dia, hingga saat ini belum dibangun.
“Nah Ubud ini masih butuh waktu dan proses juga, saya masih memikirkan konsepnya,” imbuh Sedana.
Sementara sejauh ini rencana ekspansi belum ada, dan ke depan pihaknya akan melihat terlebih situasi dan kondisi terlebih dulu.
“Mungkin kami juga melirik kerjasama dengan Go Sent dan Go Jek untuk tahap ke depan. Namun hal ini perlu kami bahas lebih tajam, karena saat ini kami masih melihat dan mempelajari pengaruh online selling ke penjualan ritel kami,” katanya.