PT Hardys Retailindo Pailit
Kisah Gede Hardi, Jaya dan Pailit dari Properti, Ternyata Bisnis Sejak Kuliah
Gede Hardi, pria yang berada di belakang bisnis ini memulai bisnis retail dengan modal yang diperolehnya dari bisnis properti yang dimulai di Bandung.
Penulis: AA Seri Kusniarti | Editor: Ida Ayu Made Sadnyari
Kemudian untuk menuruti keinginannya iapun memberikan uang muka pembelian rumah sebesar Rp 100 juta yang diperoleh dari pinjaman ayahnya di bank.
Dalam waktu singkat rumah di kawasan itupun habis terjual.
Namun belakangan Gede Hardi malah berpikir untuk mengurungkan niat memiliki rumah di kawasan elite ini.
Ia menyadari bahwa keberadaannya di Bandung sebagai mahasiswa belumlah cukup mampu untuk mencicil rumah mewah tersebut, dan mungkin saja nanti rumah yang dibelinya justru akan menambah beban baru bagi kedua orangtuanya.
Dengan kesadaran itu, Gede Hardi menjual kembali bakal rumahnya itu kepada seseorang dari Jakarta.
Dari penjualan itu dia mendapat untung sebesar Rp 90 juta.
Dengan modal keuntungan inilah Gede Hardi kemudian meneruskan bisnis properti sambil menekuni kuliahnya hingga lulus sebagai Sarjana Teknik Industri pada 1995.
Setelah itu, Gede Hardi sempat bekerja di perusahaan otomotif selama 8 bulan.
Meskipun mendapatkan tawaran untuk bekerja di Toyota Jepang, namun jiwa bisnis Gede dan panggilan untuk pulang kampung lebih kuat sehingga dia kembali ke Pulau Dewata.
Bisnis ritel menarik perhatiannya.
Dia mempelajari bisnis Wal-Mart dengan tokoh ritel terkenal dari AS yakni Sam Walton.
Dari tekadnya menekuni bisnis ritel, lahirlah Hardys yang pertama pada 11 Juni 1997 di Jembrana, kota kelahirannya.
Tahun 1997, Gede mendirikan GH Holdings.
Awalnya hanya fokus di bisnis ritel dan membuka outlet pertama di Bali yakni di Negara, Kabupaten Jembrana.
Hardys di Jembrana sudah menggunakan sistem barcoding dan ini diklaim Gede sebagai simtem barcoding pertama untuk ritel di Bali saat itu.