Gunung Agung Terkini

8 Fakta Perubahan Terbaru Tentang Erupsi Gunung Agung, No 7 Bahayakan Keselamatan

Berbagai perubahan telah terjadi, menyusul adanya letusan dan abu vulkanik masih terus dimuntahkan Gunung Agung.

Editor: Eviera Paramita Sandi
Tribun Bali / Rizal Fanany
Gunung Agung mengeluarkan kepulan asap setinggi kurang lebih 3000 meter terlihat di Desa Kubu, Karangasem, Bali, Selasa (28/11/2017). Menurut Bidang Mitigasi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) terdapat dua lubang didalam kawah yang menghasilkan asap tebal berwarna putih dan asap pekat berwarna kelabu 

TRIBUN-BALI.COM - Gunung Agung hingga Selasa (28/11/2017) pagi masih terus mengalamai erupsi magmatik.

Berbagai perubahan telah terjadi, menyusul adanya letusan dan abu vulkanik masih terus dimuntahkan Gunung Agung.

Baca: Pos Pantau Gunung Agung Mendadak Tegang, PVMBG : Warga Mohon Segera Tinggalkan Tempat Ini!

Berikut ini Tribun Bali merangkum fakta-fakta terkini tentang keadaan Gunung Agung :

1.  Asap Muncul Dengan Warna Berbeda

Gunung Agung nampakmengeluarkan asap berwarna putih dan kelabu, dilihat dari Amed, Karangasem, Senin (27/11/2017)
Gunung Agung nampakmengeluarkan asap berwarna putih dan kelabu, dilihat dari Amed, Karangasem, Senin (27/11/2017) (Tribun Bali/I Nyoman Mahayasa)

Kawah Gunung Agung mengeluarkan asap dengan warna berbeda.Satu sisi  menghasilkan asap tebal berwarna putih, dan disisi lainnya mengeluarkan asap pekat berwarna kelabu. Kepala Bidang Mitigasi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), I Gede Suantika menjelaskan, kondisi tersebut menandakan asap sulfatara dan abu vulkanik keluar dari lubang yang berbeda.Ini juga menandakan makin banyak lubang-lubang baru di kawah Gunung Agung pasca terus mengalami erupsi magmatik dalam beberapa hari terkahir.

2.  Lava Mulai Menyembur Dari Dalam Kawah

Gunung Agung mengeluarkan abu vulkanik hitam pekat disertai cahaya api saat difoto dari Pantai Amed, Karangasem, Minggu (26/11/2017) pukul 22.02 Wita.
Gunung Agung mengeluarkan abu vulkanik hitam pekat disertai cahaya api saat difoto dari Pantai Amed, Karangasem, Minggu (26/11/2017) pukul 22.02 Wita. (Tribun Bali/I Wayan Erwin Widyaswara)

Tim Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengamati lava sudah mulai menyembur dari dalam kawah Gunung Agung. Pantauan tersebut sekitar pukul 20.00 Wita, Senin (27/11/2017). Bahkan, fenomena itu bisa teramati dari Pos Pantau Gunung Api Agung di Desa/Kecamatan Rendang, Karangasem. Semburan lava itu seperti halnya air mancur. Lava menyembur dangkal dalam kawah dan sesekali sampai tampak di atas kawah. Namun, lava tersebut belum sampai meluber keluar dari kawah.

3.  Adanya Potensi Letusan Yang Lebih Besar

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho saat memberikan keterangan di ruang Pusdalops, Graha BNPB, Jakarta Timur, Senin (27/11/2017).
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho saat memberikan keterangan di ruang Pusdalops, Graha BNPB, Jakarta Timur, Senin (27/11/2017). (Kolase Tribun Bali)

Tingkat erupsi Gunung Agung saat ini meningkat dari fase freatik ke magmatik semenjak sinar api di puncak teramati pada Sabtu (25/11/2017) pukul 21.00 WITA.

Kepulan abu yang menerus, kadang-kadang disertai erupsi eksplosif, dan suara dentuman lemah terdengar sampai jarak 12 kilometer dari puncak serta sinar api yang semakin sering teramati pada malam berikutnya menjadi penanda potensi letusan yang lebih besar akan segera terjadi.

4.  Anomali Termal Terdeteksi Satelit NASA

Alat seismograf  merekam tremor menerus (microtremor) ,  di Pos Pantau Gunung Api Agung, Rendang,  Karangasem, Rabu (22/11).
Alat seismograf merekam tremor menerus (microtremor) , di Pos Pantau Gunung Api Agung, Rendang, Karangasem, Rabu (22/11). (Tribun Bali/I Nyoman Mahayasa)

Kepala Sub-Bidang Mitigasi Pemantauan Gunungapi Wilayah Timur PVMBG, Devy Kamil Syahbana mengatakan malam ini, anomali termal pertama Gunung Agung terdeteksi satelit NASA Modis, 70 Megawatt (sumber:mirovaweb.it). Ini menandakan bahwa magma dengan volume signifikan sudah berada di permukaan.

 5.      Penutupan Bandara Ngurah Rai Diperpanjang

Ribuan Penumpang di Bandara Ngurah Rai, Bali Padati Terminal Internasional, Senin (27/11/2017)
Ribuan Penumpang di Bandara Ngurah Rai, Bali Padati Terminal Internasional, Senin (27/11/2017) (Tribun Bali / I Made Ardhiangga Ismayana)

GM AP I Bandara I Gusti Ngurah Rai, Yanus Suprayogi mengatakan dari hasil pengamatan di Bandara sebaran debu vulkanik kini semakin melebar bahkan sampai di Banyuwangi dan Jember. Didasarkan dari informasi: pengamatan dari VA Advisory Darwin, bahwa semburan vulcanic ash dari gunung agung telah mencapai pada ketinggian 30.000 feet bergerak ke arah selatan-barat daya dengan kecepatan 5-10 kts dan masih mengarah ke bandara I Gusti Ngurah Rai Bali

6.      Banjir Lahar Dingin Tak Terelakan

Banjir lahar dingin menerjang areal pertanian warga sekitar Gunung Agung pada Senin (27/11/2017).
Banjir lahar dingin menerjang areal pertanian warga sekitar Gunung Agung pada Senin (27/11/2017). (Kompas.com/Robinson Gamar)

Banjir lahar hujan sudah terjadi di beberapa tempat di lereng Gunung Agung. Aliran air Tukad Unda ketika itu tiba-tiba berlumpur dan berwarna sangat keruh.Terlebih aroma air yang berbau belerang sangat menyengat.

7.      Ikan Mengambang di Aliran Lumpur

Warga memadati kawasan seputar Sungai Unda yang ada di Perbatasan kelurahan Semarapura Kangin dan Desa Paksebali, Senin (27/11/2017). Warga menakutkan jika banjir lumpur itu merupakan banjir lahar dingin
Warga memadati kawasan seputar Sungai Unda yang ada di Perbatasan kelurahan Semarapura Kangin dan Desa Paksebali, Senin (27/11/2017). Warga menakutkan jika banjir lumpur itu merupakan banjir lahar dingin (Tribun Bali/Eka Mita Suputra)

Puluhan warga kemarin berduyun-duyun datang menyaksikan fenomena langka ini di Tukad Unda.Alhasil, kemacetan lalu lintas terjadi di sepanjang jembatan. Uniknya, selain menonton terjangan lahar dingin, puluhan warga tampak nekat berenang di aliran lahar dingin tersebut. Mereka membawa jaring untuk menangkap ikan yang lemas akibat kandungan belerang di air. Berbagai ikan mulai dari mujair hingga ikan sidat mengambang karena keracunan belerang. Warga pun mengabaikan keselamatan mereka, hanya untuk menjaring ikan-ikan tersebut.

8.      Adanya Ancaman Badai Siklon Tropis

Peta lintasan siklon tropis dan wilayah yang terpengaruh. Depresi tropis 95S
Peta lintasan siklon tropis dan wilayah yang terpengaruh. Depresi tropis 95S ((BMKG))

Bibit siklon tropis telah terjadi di sejumlah titik, antara lain di daerah Samudera Hindia sebelah barat daya dan sebelah selatan Pulau Jawa. Deputi Bidang Meteorologi Badan Meteorilogi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Mulyono Rahadi Prabowo mengatakan, siklon tropis akan memicu peningkatan aliran angin. Kecepatan angin dapat mencapai skala 25-30 knot atau 30-40 kilometer per jam. Hal itu tentunya akan berpengaruh terhadap sebaran abu vulkanik Gunung Agung. Menurut Mulyono kemungkinan dalam beberapa jam ke depan sebaran abu vulkanik akan mencapai Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, sedangkan potensi sebaran ke arah timur tenggara, yakni Pulau Lombok kurang terjadi.

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved