Banjir di Bali

BWS Bali Penida Kesulitan Lahan Buang Hasil Kerukan, Pengerukan Sedimen Muara Tukad Badung Denpasar

Saat ini, lahan sementara yang tersedia hanya sekitar 1.200 meter persegi dengan kapasitas tampung 5.000–6.000 meter kubik. 

ISTIMEWA
AKTIVITAS PENGERUKAN - Proses pengerukan sedimentasi di Muara Tukad Badung untuk antisipasi banjir baru-baru ini. 

TRIBUN-BALI.COM - Pasca banjir bandang 10 September lalu, normalisasi Tukad Badung mulai dilakukan. Salah satunya dilakukan di wilayah Desa Pemogan, Denpasar Selatan, yang sempat terdampak parah. 

Pengerukan sedimen dilakukan di Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali Penida dengan melakukan pengerukan di Waduk Muara Nusa Dua (Muara Tukad Badung). Pengerukan dilakukan sebagai langkah awal mengurangi risiko banjir di kawasan hilir.

Kepala BWS Bali Penida, Gunawan Suntoro menyampaikan, kondisi sedimentasi di Waduk Muara Nusa Dua memang sudah cukup tinggi. Sehingga diperlukan pengerukan rutin.

Baca juga: DAMPAK Banjir Pengaliran Air Masih Terganggu, Perbaikan SPAM Petanu Dikebut, Target Sabtu Mendatang!

Baca juga: TEMBOK Masih Kokoh Berdiri! Deadline Pembongkaran Pagar GWK Berakhir, Pemkab Badung Belum Eksekusi!

 "Namun, kami masih menghadapi kendala keterbatasan lahan untuk pembuangan sedimen," paparnya.

Saat ini, lahan sementara yang tersedia hanya sekitar 1.200 meter persegi dengan kapasitas tampung 5.000–6.000 meter kubik. 

"Untuk itu, kami dari BWS Bali Penida juga mengajukan partisipasi pemerintah desa dalam penyiapan lahan pembuangan tambahan," ujarnya.

Selain pengerukan waduk, BWS Bali Penida juga berkoordinasi dengan Pemkot Denpasar untuk memperbaiki alur sungai Tukad Badung.

Sejumlah titik perkuatan tebing yang jebol akibat banjir mulai ditangani. Terutama yang berdekatan dengan permukiman dan akses jalan warga.

Perbekel Desa Pemogan, I Made Suwirya berharap agar kegiatan normalisasi waduk dan Tukad Badung yang ada di hilir dilakukan secara rutin dan berkesinambungan. "Ini sebagai salah satu upaya untuk antisipasi banjir," katanya.

Apalagi musim penghujan di Denpasar akan segera tiba. Sehingga menurutnya, sinergi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan masyarakat diharapkan semakin kuat.

"Dengan adanya pengerukan waduk serta perbaikan alur sungai, risiko banjir di kawasan hilir diharapkan dapat ditekan," paparnya. 

Upaya ini juga menjadi cara untuk memulihkan kembali rasa aman masyarakat Desa Pemogan setelah peristiwa banjir besar 10 September lalu. (sup)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved