Mantan Polisi Ditemukan Tewas
Pembunuhan Sadis Aiptu Made Suanda, Menantu Korban Teriak Mau Pukul Pelaku
Astika memukul karena tersinggung korban bernada tinggi setelah lama menunggu pembayarakan mobil.
Penulis: I Made Ardhiangga Ismayana | Editor: Ida Ayu Made Sadnyari
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Rekonstruksi kasus pembunuhan Purnawirawan Polri Aiptu I Made Suanda, Rabu (17/1/2018), sempat memanas.
Keluarga korban yang ikut menyaksikan proses rekontrsuksi tak kuasa menahan emosi ketika melihat wajah-wajah para pelaku.
Seorang di antaranya kemudian nyaris memukul pelaku utama.
Baca: 13 Fakta Bade Pengusung Jenazah Roboh, Keluarga Jawab Tudingan Soal Ngaben Pada Hari Siwaratri
Baca: Suami Kumpul Kebo Dengan Pelakor di Kost Jalan Pulau Salawati, Wajah Istri Sah Langsung Merah
Rekontruksi digelar anggota Satreskrim Polresta Denpasar di dua tempat kejadian perkara (TKP).
Pertama di Perumahan Nuansa Utama No 30 Ubung Kaja, Denpasar, dan tempat penjualan mobil di Padangsambian, Denpasar, Bali.
Empat pelaku atau tersangka, Gede Ngurah Astika alias Sandi yang jadi pelaku utama, dan tiga rekannya Dewa Made Budianta, Dewa Putu Alit Sudiasa, dan Putu Very Permadi hadir untuk menjalani proses rekontruksi tersebut.
Reka ulang pada dasarnya berjalan aman.
Namun, reka ulang pembunuhan anggota polisi ini berubah memanas ketika keluarga korban hendak menyerang para tersangka.
Penyerangan yang akan dilakukan oleh keluarga korban karena emosi dan kesal terhadap tersangka itu, terjadi ketika Ngurah Astika memperagakan adegan menyetir mobil Jazz DK 1985 CN dan tiga tersangka lain mengendarai motor.
Seorang pria berperawakan gemuk berlari sembari berteriak kesal pada para tersangka.
Pria berbaju merah itu pun hendak mendekati Astika yang berada dalam mobil.
Keterangan seorang anggota polisi, pria itu adalah menantu korban. "Infonya menantu korban yang akan memukul para tersangka," ucap seorang anggota Polresta Denpasar.
Dengan sigap, dua anggota Sabhara menghalangi aksi penyerangan tersebut.