Gerhana Bulan Total

Fenomena Super Blue Blood Moon Tak Tampak dari Bali, Ketebalan Awan Sampai Segini

Secara keseluruhan di Indonesia hanya ada beberapa tempat saja yang bisa melihat gerhana bulan total

Tribun Bali/Fauzan Al Jundi
Petugas BMKG Wilayah III Denpasar sedang memantau pergerakan Gerhana Bulan Total melalui alat pemantauan di Jalan Raya Tuban, Kuta, Badung. 

TRIBUN-BALI.COM, MANGUPURA- Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah III Denpasar mengamati pergerakan gerhana bulan total atau Super Blue Bloodmoon melalui teropong pemantau gerhana.

Namun, untuk di Bali saat ini secara keseluruhan masih gelap tertutup awan karena kondisi cuaca yang mendung dan membuat masyarakat tidak bisa melihat gerhana bulan total. 

Kepala BMKG Wilayah III Denpasar, Muhammad Taufiq mengatakan, secara keseluruhan di Indonesia hanya ada beberapa tempat saja yang bisa melihat gerhana bulan total yakni sebanyak empat tempat dan untuk di Bali masyarakat tidak bisa melihatnya. 

"Total hanya ada empat lokasi Banda Aceh, Jakarta, Bengkulu, dan Jayapura, untuk di Bali keseluruhan tidak bisa melihat karena cuaca berawan. Dengan pengamatan Citra di Bali ini ketebalan awan cukup tinggi sehingga menghalangi terlihatnya gerhana bulan," kata Muhammad Taufiq kepada Tribun Bali, Rabu (31/1/2018). 

BMKG Wilayah III Denpasar mengamati pergerakan gerhana bulan total dengan menggunakan alat pemantauan yakni kamera DSRL dan teropong hilal.

Hingga pukul 22.00 wita, gerhana bulan total tetap tidak bisa  karena tertutup awan tebal.

"Untuk mengamati gerhana bulan ini kita pakai alat kamera DSLR dan teropong hilal yakni alat untuk melihat penampakan hilal," pungkasnya. 

BMKG Wilayah III Denpasar ini mencatat cuaca di Bali secara umum berawan dengan potensi hujan ringan, suhu udara berkisar 23-32 C°.

Angin bertiup dari arah Barat Daya-Barat Laut dengan kecepatan 10-45 Km/jam.

Tinggi gelombang laut di perairan Utara Bali berkisar 0.75-2.0 meter dan perairan Selatan 1.5-3.5 meter. 

Seperti diketahui, fenomena gerhana bulan total 31 Januari 2018 ini merupakan anggota ke 49 dari 73 anggota pada sero Saros 124.

Supermoon adalah bulan terlihat lebih besar karena posisi bulan lebih dekat dengan jarak rata-ratanya.

Sedangkan blood moon adalah bulan purnama muncul secara penuh dan warna bulan juga akan terlihat lebih besar. 

Sayangnya masyarakat Bali tidak bisa melihat peristiwa tersebut, padahal fenomena ini tergolong langka karena hanya terjadi sejak 150 tahun yang lalu. 

Gerhana bulan ini terjadi selama 1 jam 16 menit yang didahului dengan gerhana bulan sebagian yang terjadi pada pukul 19.48 wita.

Sementara gerhana bulan total akan berlangsung pada pukul 20.51 wita dan berakhir pada pukul 22.07 wita. 

Gerhana bulan ini juga berdampak pada pasang surut laut, namun damaknya tidak terlalu signifikan. 

Muhammad Taufiq juga menjelaskan peristiwa angin kencang yang beberapa hari ini melanda Pulau Bali adalah bukan dampak dari gerhana bulan.

Angin kencang terjadi karena adanya pergerakan angin di sekitar bawah Nusa Tenggara yang berpengaruh pada sebagian Pulau Bali

"Di bawah Nusa Tenggara terjadi pusat tekanan rendah disana mengakibatkan angin bergerak dari tekanan tinggi ke tekanan rendah dan menimbulkan angin kencang, kalau di Bali yang terdampak yaitu di Bali bagian Selatan dan Tengah," pungkasnya. 

Masyarakat diimbau agar tetap berhati-hati terhadap angin kencang yang berpotensi terjadi beberapa hari kedepan.

"Bagi masyarakat hati-hati terhadap pohon tinggi dan baliho yang tinggi dalam kondisi angin kencang ini," tutupnya. 

Terpisah, Kepala Sub Bidang Pengumpulan dan Penyebaran BBMKG Wilayah III Denpasar, Ardhianto Septiadhi, mengatakan fenomena alam ini terjadi terakhir pada 152 tahun lalu tepatnya 31 Maret 1866.

Ardhianto pun menyebutnya sebagai gerhana bulan terbesar seabad ini.

Fenomena alam ini tergolong langka karena tiga peristiwa terjadi dalam waktu bersamaan; yaitu super moon, blue moon, dan blood moon.

Namun, tidak seperti yang diharapkan warga Bali dan sudah dinantikan sejak lama.

Ternyata fenomena tersebut tidak terlihat dari Denpasar.

Tidak hanya dari Denpasar, hampir semua wilayah di Bali tidak dapat menyaksikan gerhana bulan karena langit yang mendung maupun hujan.

Seperti pengataman Tribun Bali di Bangli, gerhana bulan tak tampak dari sejak waktu yang ditentukan pukul 19.48 Wita.

Bulan berwarna merah darah tersebut tidak jua muncul.

Wilayah Bangli yang semula cerah, menjelang pukul 18.30 wita berangsur-angsur menjadi gelap dan berlanjut turunnya hujan dengan intensitas sedang.

Harapan untuk melihat fenomena superlangka itu pun tinggal harapan.

Meski hujan hanya terjadi hingga pukul 22.15 wita, hingga pukul 22.35 wita, fenomena yang ditunggu jutaan pasang mata ini, sama sekali tidak menampakkan wujudnya.

Rupanya kekecewaan warga yang tak jua melihat bulan, memicu munculnya meme yang kocak terkait fenomena bulan purnama.(zan/mer)

Seperti meme ini:

Meme gerhana bulan total
Meme gerhana bulan total ()
Meme gerhana bulan total
Meme gerhana bulan total ()
Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved