Liputan Khusus
Perbekel Blak-blakan Soal Warga Munti Gunung Mengemis, Agung: Ada Faktor Kutukan Dewi Danu
menurut APJ, warga mengemis karena penyebab niskala. Menurut APJ, konon dulu warga Munti Gunung dikutuk tujuh turunan oleh Dewi Danu.
Penulis: Saiful Rohim | Editor: Ady Sucipto
Mereka dikutuk karena tingkah lakunya. Sampai hari ini, kutukan itu masih tetap berjalan.
"Beliau (Dewi Danu) adalah putri cantik, Dewi Kesejahteraan. Beliau berencana cari pasangan dengan cara menyamar jadi pengemis. Beliau menguji warga Munti Gunung. Saat akan minta air, ternyata beliau malah diusir. Akhirnya warga dikutuk dan jadi pengemis," tutur APJ.
APJ mengaku terus melakukan pendekatan ke warga Munti Gunung yang mengemis.
Ia mengajak para pengemis itu untuk beralih profesi menjadi petani, peternak atau membuat sarana upakara.
Namun, pendekatan persuasif kerap tak berhasil, dan kebanyakan warga enggan mengikutinya. Dari ratusan KK yang mengemis, hanya belasan orang yang mau beralih pekerjaan.
Sisanya setia dengan profesi mengemis karena banyak mendapatkan uang.
"Hanya ada beberapa orang yang mau ikut pelatihan pembuatan sarana upakara. Mereka pun tak bertahan lama, dan ada beberapa yang mengemis lagi," kata APJ.
Melalui program desa wisata yang digagas desa setempat bersama pemerintah, APJ berharap jumlah pengemis di Munti Gunung bisa berkurang, bahkan kalau bisa tak ada satupun.
"Program Munti Gunung sebagai desa wisata sudah mulai dikembangkan. Semoga ini berjalan seperti yang diinginkan. Dan warga yang mengemis mau beralih profesi," harap Agung Pasrisak.
Selain itu, pihaknya juga telah membangun Pasraman Jiwan Mukti guna memberikan pencerahan ke warga.
Pasraman ini berfungsi untuk mengembalikan mental warga. Pasraman sudah terisi 20 orang anak dan ibu yang sebelumnya kerja mengemis.
Langkah terakhir yang akan ditempuh pihak desa untuk menekan jumlah warga pengemis adalah lewat jalur niskala.
Pihak desa, kata APJ, berencana menggelar guru piduka tahun 2018 untuk memohon agar kutukan dicabut sehingga masyarakat di Munti Gunung tidak mengemis lagi.
"Bulan apa akan digelar guru piduka, saya masih belum tahu. Rencananya tahun ini kita gelar. Memohon agar kutukan Dewi Danu dicabut," harap pria asli Tianyar Barat.(*)