Payudara Siswi SMP Diremas Kakak Kelas di Hadapan Teman-temannya di Buleleng Gegara Ini
Tak hanya meremas payudara, N juga dikatakan sempat mengangkat rok milik C.
Laporan Wartawan Tribun Bali, Ratu Ayu
TRIBUN-BALI.COM, SINGARAJA- Seorang siswi yang masih duduk dibangku kelas VII SMP di Buleleng mengalami pelecehan seksual.
Korban yang diketahui berinisial C (12) kini merasa trauma setelah kedua payudaranya diremas oleh kakak kelasnya berinisial N (13) pada Jumat (9/2/2018).
Menurut informasi, aksi pelecehan itu terjadi saat jam pelajaran terkahir.
Baca: SADIS, Nyoman Mindra Sabet Kepala Gede Putu Berkali-kali Hingga Tumbang di Nusa Dua
Baca: Jasad Mahasiswi Cantik Asal Bali Belum Tiba di Pulau Dewata, Tewas Saat Kecelakaan di Amerika
Dimana, N masuk ke dalam ruang kelas milik C yang saat itu sedang tidak dijaga oleh gurunya.
Nah, saat N masuk ke dalam kelas, salah seorang guru memergokinnya.
Guru itu pun menegur N atas ulahnya yang dinilai mengganggu adik-adik kelasnya.
Tak terima ditegur oleh gurunya, N pun kembali mendatangi ruang kelas milik C dan menantang adik-adik kelasnya tersebut dengan nada bertanya siapa yang nekat memberitahu guru perihal dirinya yang masuk ke ruang kelas VII.
Pertanyaan itu pun dijawab oleh C selaku ketua kelas.
C mengaku bahwa dirinyalah yang memberitahukan guru tersebut terkait kedatangan N diruang kelas miliknya.
Jawaban C rupanya membuat N marah.
Ia lantas mendorong N, sembari meremas kedua payudaranya.
Aksi itu pun disaksikan oleh seluruh teman-temannya.
Tak hanya meremas payudara, N juga dikatakan sempat mengangkat rok milik C.
"Katanya anak saya didorong dan langsung diremas kedua payudara-nya. Ya jelas saya tidak terima. Bapaknya (ayah C red) sudah datang ke sekolah, tapi orangtua dia (N, red) tidak ada. Anak saya trauma sampai takut sekolah, katanya anak itu memang nakal," ujar Komang Marsiani, ibu C saat dikonfirmasi pada Senin (12/2/2018).
Sebelum menerima laporan dari anaknya, lanjut Marsiani, buah hatinya sempat melaporkan kejadian yang menimpanya itu kepada pihak sekolah.
Namun saat itu, guru BK sedang tidak ada di tempat.
"Saya mau kasus ini diselesaikan di sekolah, dengan catatan ada efek jera untuk N. Paling tidak N harus minta maaf dan berjanji tidak mengulangi kesalahannya lagi. Kasihan anak saya sampai trauma dan sempat tidak mau ke sekolah," ungkap wanita asal Desa Kaliasem ini.
Sementara itu, Kepala Sekolah SMP Negeri 3 Banjar, I Made Subawa ketika dikonfrimasi, membenarkan terkait adanya aksi pelecehan tersebut.
Kata dia, pihak sekolah rencananya akan menyelesaikan kasus ini secara kekeluargaan.
Kendati demikian, Subawa enggan berkomentar lebih banyak, dengan alasan belum mempertemukan orangtua dari kedua belah pihak.
"Tadi (Senin,red) orangtua C memamg sudah datang ke sekolah menyampaikan keluhannya. Namun dari orangtua N belum bisa datang ke sekolah dengan alasan masih bekerja. Sehingga Saya tidak bisa memberikan statment apa-apa," jelas Subawa saat ditemui di ruang kerjanya.
Imbuh Subawa, N sejatinya merupakan siswa yang kalem dan tidak pernah membuat masalah di sekolah.
Ia pun menilai jika aksi pelecehan tersebut dilakukan atas dasar main-main alias tidak sengaja.
"Orangtua N itu bekerja di Denpasar sebagai buruh. Di sini dia tinggal bersama pamannya, ngekos di wilayah Celuk Buluh. Saya merasa anak ini adalah korban kasih sayang orangtuanya. Ya kami akan berusaha untuk menyelesaikannya secara kekeluargaan saja," singkatnya. (*)