Simpang Ring Banjar

Pura Tempat Memohon Keturunan di Tabanan, Ada Lingga Yoni di Pura Luhur Gonjeng

Di pura ini banyak ditemukan benda-benda purbakala seperti arca, lingga, dan yoni.

Penulis: I Made Argawa | Editor: Ida Ayu Made Sadnyari
Tribun Bali/I Made Argawa
Tampak depan Pura Luhur Gonjeng, di Banjar Lodalang, Desa Kukuh, Kecamatan Marga, Jumat (9/3/2018). Pura tersebut merupakan cagar budaya dan juga dipercaya sebagai tempat memohon keturunan. 

Namun kini memanjang serta membesar sendiri.

Lingga berupa batu itu seperti tumbuh dari tanah.

Pihak Purbakala dari Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia sempat datang ke Pura Gonjeng.

Berdasarkan purana, Pura Luhur Gonjeng didirikan pada 1565.

Selain terdapat lingga sebagai simbol laki-laki, di Pura Luhur Gonjeng juga terdapat yoni.

Benda suci serupa lesung itu ada di Palinggih Luhur Kaler.

Masyarakat di sekitar pura biasanya nunas penawar (obat), bila hewan piaraannya gerubug (sakit mendadak dalam jumlah banyak).

Paling sering, masyarakat nunas penawar untuk piaraan ternak babi.

Sukayadnya menerangkan, piodalan di Pura Luhur Gonjeng setiap enam bulan sekali, tepatnya pada Anggara Kasih Tambir.

Perbekel Desa Kukuh Made Sugianto menyebutkan, Pura Luhur Gonjeng juga memiliki kaitan erat dengan Puri Mengwi.

Hal itu karena dipercaya, pada saat zaman kerajaan, pernah terjadi pertempuran antara pasukan Kerajaan Blambangan dengan Puri Mengwi.

Ketika berada di kawasan Desa Kukuh, pasukan Puri Mengwi mendapatkan perlawanan dahsyat dari pasukan Kerajaan Blambangan.

“Sehingga terjadi guncangan pada pasukan Puri Mengwi. Lama-kelamaan kata gunjang menjadi genjong lalu gonjeng,” ujarnya.

Saat itu banyak pasukan Puri Mengwi yang terluka, dan yang selamat membuat semacam pelinggih atau bebaturan dan diberikan nama Gonjeng.

Pasukan yang berhasil selamat tersebut karena bersembunyi di sebuah hutan di kawasan Kukuh yang berada di kawasan dataran rendah yang akhirnya diberi nama Alas Kedaton.

Sementara, Pura di dalam kawasan Alas Kedaton disebut Pura Kedaton.

“Jaba utama Pura Kedaton lebih rendah dari lahan di sekitarnya karena dipercaya menjadi tempat persembunyian pasukan Puri Mengwi ketika diserang pasukan Kerajaan Blambangan,” kata Sugianto. (*)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved