Simpang Ring Banjar
Gang Dolly Dulu Dibenci, Sekarang Dicintai Berkat Kesadaran ST Satkarma Jaya Gianyar
Sejak perubahan itu, pemuda Dolly yang awalnya dibenci, saat ini justru dicintai.
Penulis: I Wayan Eri Gunarta | Editor: Ida Ayu Made Sadnyari
Motivasi Parta pun direspon positif anggota Dolly Herdliners. Mereka membetuk pengurus, terdiri dari Ketua I Komang Bison, Wakil I Gede Hendrik, Bendahara Adi Merta dan Tekok Insagi, serta Sekretaris Gung Wah Jibaku dan Wah Edi.
Setelah terbentuk, dilakukan penggalangan dana dengan membuat bazar.
Dana yang terkumpul dipakai membeli alat bantuan sosial berupa gelas sebanyak 600 buah, soundsystem, dan wadah penampungan kopi siap minum.
“Semua itu kami pinjamkan kalau ada anggota yang menikah. Saat ini, anggota kami sebanyak 125 orang,” ujar Gung Wah.
Tak sampai di situ, mereka juga membuat kegiatan Yoga Seger Oger (SO) Dolly. Ada ratusan anak-anak hingga lansia mengikuti kegiatan yang dilakukan tiap Rabu, Jumat dan Minggu pukul 17.00 Wita itu.
“Kita adakan yoga juga, karena banyak anggota Dolly yang bisa yoga. Bahkan saat ini ada anggota yang jadi instruktur yoga di Belanda,” ujarnya.
Sejak perubahan itu, pemuda Dolly yang awalnya dibenci, saat ini justru dicintai.
Bahkan orangtua yang awalnya melarang anaknya ke gang ini, saat ini justru disuruh bergaul di anak-anak dari Gang Dolly.
“Selain cap buruk itu hilang, komunitas kami juga menjadi bagian penting di Desa Siangan. Tiap ada kegiatan penting, kami selalu disurati untuk hadir. Bahkan upacara bendera 17 Agustusan juga diundang,” ujarnya.
Pembentukkan Bank Sampah
Ketua BPD Desa Siangan, I Ketut Berata mengatakan, perubahan Pemuda Gang Dolly, di luar dugaan.
Selain mengubah perilaku yang negatif, mereka pun membuat lingkungan Desa Siangan menjadi asri. Sebelum Dolly Hardliners terbentuk, Jalan Raya Siangan selalu banjir lantaran drainase dijejali sampah.
“Dulu hujan sebentar sudah banjir dan di jalan raya juga banyak tumpukan sampahnya. Tapi sekarang hal itu sudah mendingan. Kami belum bisa merubah total, karena sebagian masyarakat masih belum sadar kebersihan lingkungan,” ujarnya.
Berata yang juga pembina Dolly Hardliners ini, berkeinginan perubahan Pemuda Dolly tidak hanya berakhir sebatas ini.
Pihaknya berencana membuat bank sampah, supaya sampah di Desa Siangan tidak mengotori desa lain.
Artinya, setiap sampah rumah tangga yang dihasilkan warga Siangan, diolah di sini. Baik menjadi kompos maupun pendaur ulangannya.
“Kami juga berencana membuat bank sampah, kebetulan di sini ada tanah Pemda seluas 10 are. Mudah-mudahan didukung oleh pemerintah,” ujarnya. (*)