Simpang Ring Banjar

Banjar Guliang Kawan Bangkitkan Potensi Wisata, Setelah Twin Hill, Kini Stone Garden

Kini masyarakat Banjar Guliang Kawan, Desa Bunutin, Bangli mulai getol membangkitkan berbagai potensi desa, untuk dijadikan objek wisata

Penulis: Muhammad Fredey Mercury | Editor: Irma Budiarti
Tribun Bali/Muhammad Fredey Mercury
Objek Wisata Stone Garden. 

TRIBUN-BALI.COM, BANGLI - Terletak di perbatasan Gianyar-Bangli, Banjar Guliang Kawan, Desa Bunutin, justru merasa diuntungkan.

Bagaimana tidak, lokasinya yang berada di pintu masuk Bangli, dan menjadi jalur utama kendaraan pengangkut wisatawan dari arah selatan, memberikan peluang besar untuk mengenalkan berbagai potensi dari desa ini.

Diungkapkan oleh Kepala Dusun Guliang Kawan, I Nengah Sutakta, lokasi banjar yang strategis disadari betul oleh sejumlah masyarakat Guliang Kawan.

Kini masyarakat mulai getol membangkitkan berbagai potensi desa, untuk dijadikan objek wisata.

“Salah satu yang kini sedang booming dan banyak diminati wisatawan adalah objek wisata bukit selfie, atau yang kerap dikenal dengan twin hill,” ujarnya Jumat (6/4).

Getolnya masyarakat membangkitkan pariwisata di Guliang Kawan, tidak lain lantaran terinspirasi dari Desa Penglipuran, yang lebih dahulu dikenal banyak orang.

Seringkali pokdarwis Guliang Kawan ‘mencuri’ ilmu di desa lain, salah satunya Desa Penglipuran, untuk melihat penataan desa hingga tingkat kesadaran masyarakat, akan pentingnya menjaga kebersihan wilayahnya.

“Melahirkan paradigma kebersihan ini yang paling sulit diaplikasikan ke masyarakat. Mencontoh dari Desa Penglipuran, dengan kebersihan yang dimiliki, mampu menarik kunjungan wisata per hari hingga ribuan wisatawan. Tentunya jika konsep ini bisa diterapkan pada wilayah kami, akan sangat mendukung potensi pariwisata yang ada,” ucap Sutakta.

Terkait permasalahan tersebut, kini pihaknya masih merancang berbagai jalan keluar.

Salah satunya yakni penyediaan bank sampah, demi menumbuhkan kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan, utamanya dari sampah plastik.

Objek wisata lain yang kini tengah dalam proses pembangunan, yakni stone garden, dimana proses pengerjaannya telah mencapai 50 persen.

Dulunya, lokasi stone garden merupakan tambang batu padas yang jadi sumber penghasilan utama mayarakat Guliang Kawan.

Namun sejak tahun 1990, tambang tersebut telah berhenti beroperasi, dan sempat terbengkalai.

Oleh tangan kreatif masyarakat sekitar, akhirnya lahan seluas 1 hektare ini disulap menjadi taman nan indah.

Pengelola Stone Garden Animal Park, Putu Rukianto mengatakan objek wisata yang mampu menampung hingga 500 pengunjung ini, rencananya akan dibuka bertepatan dengan ulang tahun Bangli, pada 10 Mei mendatang.

Objek wisata ini lebih menyasar anak-anak sekolah, untuk mengenal aneka binatang, khususnya reptil.

Satwa yang disediakan seluruhnya sudah jinak sehingga bisa diajak berfoto.

Meski demikian, pihaknya juga melengkapi keamanan dengan menyediakan pawang hewan.

“Penyediaan sejumlah hewan di sini sudah melalui koordinasi bersama dengan pihak BKSDA, pada 10 hari lalu,” tegasnya.

Imbuh pria yang juga anggota bagian pengembangan pariwisata pokdarwis Guliang Kawan ini, anak-anak juga akan diajak untuk lebih mengenal alam, hingga diajarkan cara bertani, seperti menanam, membajak sawah, memanen.

Selain menghadirkan aneka binatang reptil serta mengenalkan alam, di objek wisata ini, nantinya akan menyediakan restoran, tempat outbound, hingga rumah kopi, yang seluruh komponennya terbuat dari pohon kopi.

Termasuk dinding, hingga atap rumahnya.

“Kami juga sediakan tempat berfoto bagi wisatawan. Serta sofa bed layaknya di pantai, untuk menikmati panorama sore hari. Dan dimalam hari, kami sediakan lampu-lampu lampion, untuk mempercantik suasana,” jelasnya. (*)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved