Pemuda 22 Tahun Pengusaha Tempe Ini Bercita-cita Kembangkan Bisnis Berbasis Pariwisata di Bali
Jika kebanyakan anak muda memilih bisnis yang berkutat dengan tren, Benny justru memilih tempe
"Baru jalan (bisnisnya) aku ketemu masalah lain. Orang-orang ternyata bosan makan tempe. Jadi aku coba buat cookies dari tempe. Saya minta tetangga saya yang bule coba, eh dia doyan dan langsung pesan," kata Benny.
Cookies atau kue kering dari tempe dibuat Benny dari dasar.
Jadi ia perlu waktu lima hari membuat tempe, kemudian satu hari khusus untuk mengolah tempe jadi cookies.
Setelah proses enam hari jadilah cookies dari tempe yang vegan dan bebas gula.
Rasanya lezat!
Sebab pertama kali KompasTravel menyantap cookies tempe, tak menyangka ada kandungan tempe di dalamnya.
Benny membuat cookies dalam varian rasa unik seperti daun kelor, rosella, kelapa, jahe, kopi, cokelat pahit, dan garam laut.
Produknya ia pasarkan di Ubud dan Denpasar dan mulai memasok ke hotel.
Harga produk IniTempe juga sangat terjangkau.
Untuk cookies ia hargai Rp 30.000, sedangkan dua papan tempe ia hargai Rp 15.000.
"Nggak bisa mahal-mahal, karena orang tahunya tempe itu murah," kata Benny.
Padahal jika dipikir proses pembuatan produk Benny sebenarnya sangat panjang.
Benny sendiri punya mimpi besar tentang usaha tempenya.
Ia berharap dapat mengembangkan IniTempe menjadi bisnis berbasis pariwisata di Bali.
"Aku ingin buat pabrik tempe yang layak di Bali. Jadi selain bisa memasok ke restoran juga bisa menambah pengetahuan orang tentang tempe," kata Benny.