KPA Sambangi Lokalisasi di Klungkung di Bedeng Hingga Penginapan Short Time
Penginapan tersebut menjamur di satu Desa di Kecamatan Klungkung yang terletak di pinggiran Bypass Ida Bagus Mantra.
Penulis: Eka Mita Suputra | Editor: Ida Ayu Made Sadnyari
TRIBUN-BALI.COM, SEMARAPURA - Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Klungkung mengungkapkan peta persebaran lokalisasi di wilayah Klungkung, Bali.
Berdasarkan hasil pendataan di lapangan, tercatat ada lima lokalisasi.
Semuanya terpusat di wilayah Eks Galian C.
Sekretaris KPA Klungkung, I Wayan Sumanaya mengaku sekali dalam sebulan, pihaknya selalu menyempatkan diri menyambangi lokalisasi-lokalisasi di wilayah Klungkung.
Tujuannya memberikan pemahaman tentang pencegahan HIV/AIDS kepada para pekerja seks komersial.
"Tiga lokalisasi terletak di sisi utara jembatan Bypass Ida Bagus Mantra wilayah Gunaksa dan dua lokalisasi terletak di sisi selatan jembatan," ujarnya kepada Tribun Bali, Rabu (18/4/2018).
Ia dan tim KPA kerap bertemu dengan pengelola lokalisasi, termasuk langsung berkomunikasi dengan para pekerja seks komersial.
Kata dia, mereka masuk ke bedeng-bedeng semi permanen di Eks Galian C, untuk bertemu langsung.
PSK adalah orang dengan aktivitas seks yang berisiko tinggi untuk menularkan virus HIV.
"Kami rutin setiap ke lokalisasi, selalu bagikan kondom dan pelumas. PSK merupakan orang yang aktivitas seksual berisiko tinggi penularan HIV," kata Sumanaya.
KPA juga menyambangi penginapan-penginapan yang melayani penyewaan short time.
Penginapan tersebut menjamur di satu Desa di Kecamatan Klungkung yang terletak di pinggiran Bypass Ida Bagus Mantra.
Setidaknya ada 60 penginapan yang melayani short time dengan tarif Rp 60 ribu sampai Rp 100 ribu.
"Setiap kami berkunjung ke lokalisasi dan penginapan short time, kami diterima baik. Karena maksud kami juga baik, ingin menyelamatkan para pekerja seks komersial di lokalisasi untuk mencegah HIV. Pemilik penginapan short time juga kami beri pemahaman tentang bahaya HIV dan Aids," kata dia.
Segera Turun
Dengan seringnya mendapatkan pemahaman ihwal HIV/AIDS, pengelola lokalisasi dan penginapan short time, termasuk para PSK sadar akan bahayanya.
Bahkan, tidak jarang setiap kehabisan kondom, pengelola lokalisasi dan penginapan langsung menghubungi KPA untuk mendapatkan pasokan.
Kondom dari KPA diberikan secara cuma-cuma.
"Sering juga pengelola lokalisasi dan penginapan short time itu telepon, dan minta kami datang untuk memberikan kondom. Kami tentu penuhi permintaan itu, karena mereka sadar akan pentingnya antisipasi penularan HIV. Lagipula pasokan kondom di KPA Klungkung juga masih melimpah," kata Sumanaya.
Kasatpol PP dan Damkar Klungkung, I Putu Suarta mengaku akan segera turun ke Eks Galian C untuk mencari lokasi portitusi.
Jika masih ditemukan, ia berjanji akan menindaknya secara tegas.
"Beberapa waktu lalu kan kami sudah sidak. Kondisinya seperti itu, sangat sulit dijangkau karena akses. Tapi kami akan kembali turun," kata Suarta.
Pendampingan 34 ODHA
Saat ini KPA Klungkung sedang melakukan pendampingan terhadap 34 Orang Dengan HIV AIDS (ODHA).
Pemkab pun sangat mendukung pencegahan HIV/AIDS, dengan menggelontorkan anggaran hingga Rp 667 juta di tahun 2018 untuk menunjang setiap kegiatan KPA.
"Penderita HIV/AIDS bertambah setiap tahunnya. Jadi kami juga makin gencar untuk melakukan langkah antisipasi penyebaran vriusnya. Tidak hanya di Klungkung daratan, dengan dukungan dana yang cukup lumayan tahun ini, kita juga bisa mulai sasar Pulau Nusa Penida, dan Lembongan," kata Sekretaris KPA Klungkung, I Wayan Sumanaya.
Meski demikian, bukan berarti ia mendukung praktik prostitusi.
Ia hanya menjalankan tugas yakni mengantisipasi penularan HIV/AIDS dan melakukan pendampingam terhadap ODHA.
Sementara terkait dengan keberadaan lokalisasi itu, menurutnya menjadi ranah Tim Yustisi yakni Satpol PP dan kepolisian.
"Kami tidak punya kewenangan untuk larang mereka membuka praktik portitusi, itu ranah Tim Yustisi. Tapi nyatanya masih ada kan? Kami tentu melakukan pendekatan di bidang kesehatannya. Karena masih ada praktik portitusi. Kami selamatkan masyarakat ini agar tidak tertular HIV/AIDS. Fokus kami pada pendampingan ODHA dan mencegah penularan virus, " tutur dia. (*)