Maestro Tari I Gusti Ayu Raka Rasmi Berpulang, ‘Ini Foto Terakhir Aan Memeluk Niang’

Bakatnya sudah terlihat sedari muda, hingga membuat koreografer I Mario mewariskan langsung gerakan Oleg Tamulilingan kepadanya.

Istimewa
Foto pelukan terakhir Aan bersama mendiang saat masih hidup, belum lama ini 

TRIBUN-BALI.COM, MANGUPURA - Luh Gede Aan Sulastina (17) terlihat tidak bersemangat menjalani aktivitasnya ketika mendengar kabar maestro seni tari, I Gusti  Ayu Raka Rasmi, meninggal di usia ke 80 tahun.

I Gusti Ayu Raka Rasmi, seniman kelahiran 1939 di Banjar Teruna, Desa Peliatan, Ubud berpulang Selasa (17/4/2018) siang.

Baca: Gusti Ayu Raka Rasmi Berpulang Dalam Kondisi Bahagia, Banyak yang Tak Percaya Kabar Ini

Selama hidupnya ia dikenal sebagai maestro tari.

Bakatnya sudah terlihat sedari muda, hingga membuat koreografer I Mario mewariskan langsung gerakan Oleg Tamulilingan kepadanya.

Prestasinya dalam bidang tari pun dikenal hingga mancanegara.

Raka Rasmi pun dikenal sebagai guru tari.

Banyak seniman muda yang berguru kepadanya.

Mengajar tari sudah dianggapnya sebagai bagian yadnya dan dharma bakti.

Ia pun berharap murid-muridnya, termasuk Aan (sapaan Luh Gede Aan Sulastina), dapat mewarisi spirit berkeseniannya.

Aan merupakan pemudi asal Banjar Tebesaya, Desa Peliatan, Ubud (Kabupaten Gianyar) yang kini dikenal dunia seni internasional sebagai generasi penerus Tari Legong Peliatan.

Dalam ajang seni tari internasional, Aan sering terlibat.

Prestasi yang diraihnya itu, kata Aan, tidak terlepas dari jerih payah mendiang Gusti Ayung Raka Rasmi atau yang karib disapanya ‘niang’ atau nenek.

Menurut siswi Kelas III SMA Negeri 1 Gianyar ini, mendiang Gusti Ayu Rasmi merupakan guru dengan cara mengajar yang khas dan selalu dihormatinya.

Sebab selama proses belajar, mendiang menganggap murid-muridnya seperti anaknya sendiri.

Sumber: Tribun Bali
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved