Serba Serbi

Ujaran Kebencian Dalam Epos Mahabharata Yang Menyebabkan Kepala Sisupala Terpenggal

Dari sana ayah Sisupala, Raja Cedi tahu bahwa suatu saat anaknya akan mati di tangan Kresna.

Penulis: Putu Supartika | Editor: Eviera Paramita Sandi
Sanatana Dharma Indonesia
Ilustrasi 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Mengenai ujaran kebencian, menurut Staf Pusat Kajian Lontar Unud, Putu Eka Guna Yasa sudah ada sejak lama. 

Salah satu contohnya terdapat dalam Bharata Yudha dalam Epos Mahabharata.

"Dalam Bharata Yudha Sisupala menyampaikan ujaran kebencian dalam upacara Rajasuya Yadnya kepada Kresna hingga akhirnya dipenggal kepalanya," kata Guna.

Secara lebih detail dalam Bhagawata Purana dikatakan bahwa Kresna, Baladewa, dan Subadra masih ada hubungan kerabat. 

Sisupala lahir sangat menyedihkan dimana ia bertangan empat dan bermata tiga. 

"Karena keadaannya itu, orang tuanya sempat ingin membunuhnya saat kecil. Namun saat akan dibunuh, ada sabda dari langit yang mengatakan bahwa tubuh sisupala akan sempurna jika ada reinkarnasi Wisnu yang memangkunya. Dan dikatakan pula Sisupala akan meninggal di tangan reinkarnasi Wisnu," kata Guna

Pada suatu acara tanpa sengaja Sisupala dipangku Kresna kecil yang merupakan reinkarnasi Wisnu, sehingga Sisupala kembali normal.

Dari sana ayah Sisupala, Raja Cedi tahu bahwa suatu saat anaknya akan mati di tangan Kresna. 

Memohonlah Raja Cedi agar anaknya diberi pengampunan hingga besar, sampai jadi raja dan akan terbunuh saat menghina Kresna hingga ke seratus kali.

"Suatu hari, Yudistira bingung  mencari siapa sosok yang paling tepat untuk diberikan penghargaan atas berdirinya Kerajaan Indraprasta. Atas saran Bhisma dipilihlah Kresna," imbuh Guna.

Saat acara Rajasuya Yadnya, dan Kresna naik ke panggung, Sisupala terus menyampaikan ujaran kebencian atau menghina Krisna.

Sampai pada hinaan ke seratus, akhirnya dipenggallah kepala Sisupala dengan cakra sudarsana.

Menurut Guna, hal itu merupakan peristiwa politik. 

"Sisupala mencaci Kresna yang sifatnya personal untuk menghancurkan karier Kresna sebagai raja di Kerajaan Yadu," imbuh Guna.

Adapun yang dikatakan Sisupala, yaitu Kresna bukan berasal dari trah ksatria. Ayahnya Krisna, Baladewa bukan golongan ksatria. 

Krisna juga dianggap pengembala walaupun ia sudah menjadi raja. 

"Kresna juga dianggap sebagai pencuri karena Sisupala sebenarnya juga menaruh hati pada Rukmini istri Kresna. Apalagi Rukmini memang diculik oleh Kresna," katanya.

Hinaan ini juga mengandung provokasi agar Krisna tersisih dari Bangsa kerajaan Arya karena dalam upacara tersebut ada puluhan raja dari Bangsa Arya serta pendeta. 

Disamping kebenciannya kepada Krisna, Sisupala juga murid Jarasanda seorang raja yang memiliki dendam kepada Kresna.

Sehingga otak Sisupala sudah dicuci agar membenci Krisna. 

"Kalau Sisupala membenci Kresna yang notabene berasal dari Kerajaan Cedi, sehingga akan berdampak pada semakin banyak raja yang membenci Kresna dalam urusan politik," katanya. (*)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved