Sosok Jenderal Asal Indonesia Ini Taktik Perangnya Diakui Dunia, Hingga Dicontek Banyak Negara
Tentu Jenderal Soedirman juga melakukan perang gerilya melalui taktik 'Siasat Nomor Satu' saat agresi militer Belanda II berlangsung.
Abdul Haris Nasution
Setelah kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945, Nasution kemudian bergabung dengan Tentara Keamanan Rakyat (TKR) embrio dari TNI.
Baca: Sindir Sepak Terjang IMF, Ferdinand Hutahean: Jangan Menghinakan Bangsa ini Jadi Sales IMF
Karena pengalamannya sebagai seorang perwira di Koninklijk Nederlands-Indische Leger (KNIL), Nasution kemudian diangkat sebagai komandan Divisi Siliwangi.
Dua tahun menjabat sebagai komandan Divisi Siliwangi, Nasution kemudian ditunjuk sebagai wakil panglima TKR sebagai wakil dari Jenderal Soedirman.
Saat menjadi wakil panglima TKR, Nasution terlibat dalam berbagai palagan pertempuran lainnya termasuk pada Peristiwa Pemberontakan Madiun yang didalangi oleh PKI pada September 1948.
Tiga bulan kemudian tepatnya pada 19 Desember 1948, Belanda melakukan agresi militernya ke ibukota Indonesia di Jogjakarta.
Ia bersama para pasukan TKR mundur ke pedesaan dan melakukan perang gerilya terhadap Belanda.
Nasution juga pernah menjabat sebagai Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) pada tahun 1950.
Namun pada 17 Oktober 1952 Nasution dan TB Simatupang mengarahkan moncong meriam pasukannya ke Istana Kepresidenan Indonesia, memprotes campur tangan sipil di tubuh angkatan bersenjata.
Aksinya ini membuat Nasution kehilangan jabatannya dan ikatan dinas ketentaraan.
Ketika kehilangan jabatannya di angkatan bersenjata, Nasution kemudian menulis sebuah buku yang ia beri judul 'Pokok-Pokok Gerilja' atau dalam bahasa Inggrisnya 'Fundamentals of Guerilla Warfare.'
Buku ini ia tulis berdasarkan pengalamannya saat berperang dengan taktik gerilya melawan Belanda.
Tak menyangka buku yang ditulis Nasution pada tahun 1953 ini berdampak amat luas dalam taktik militer pada negara-negara lainnya.
Contohnya seorang jenderal kenamaan Vietnam, Vo Nguyen Giap yang menggunakan buku ini sebagai acuan untuk mengalahkan Prancis dan Amerika Serikat yang pernah bercokol di negaranya.