Sering Dianggap Limbah, Pengrajin Ini Ubah Kulit Kerang Laut Jadi Kerajinan Bernilai Jual
Ketika berwisata ke daerah pantai kita sering melihat kerajinan yang memanfaatkan kerang. Kerajinan itu bisa menjadi cendera mata
Penulis: Rino Gale | Editor: Irma Budiarti
Laporan Wartawan Tribun Bali, Rino Gale
TRIBUN-BALI.COM, MANGUPURA - Ketika berwisata ke daerah pantai kita sering melihat kerajinan yang memanfaatkan kerang.
Kerajinan itu menjadi cendera mata yang khas dijadikan sebagai buah tangan.
Jenis kerang yang dianggap limbah, justru menjadi nilai tambah penghasilan bagi pengrajin kerang, Abdul Gofar.
Bertempat di Jalan straduku no 1 Kelan Kuta Bali, Gofar mengolah limbah kerang laut menjadi kerajinan bernilai jual.
Berbagai macam kerajinan unik dan lucu yang dibuat Gofar berbahan dasar limbah kulit kerang laut.
Kerang yang digunakan Gofar adalah kerang yang kerap kali kita jumpai di tepian pantai.
Cangkang kerang yang keras yang dihasilkan oleh salah satu hewan golongan moluska ini, dianggap sebagai sampah atau limbah yang tidak berguna yang biasa berserakan di pinggir pantai.
Beragam bentuk kerang laut ternyata bisa dijadikan aneka bentuk kerajinan tangan yang unik dan lucu serta bermanfaat.
Seperti yang dilakukan Gofar, ia mengubah limbah kulit kerang menjadi kalung liontin, gelang dan anting.
Proses tersebut dilakukan di gudang dekat kos, khusus pengerajin kerang.
Abdul menjelaskan, yang diambil yakni jenis kerang putih dan kerang coklat, kemudian kerang tersebut dikupas dan di amplas untuk di jadikan kalung liontin
Ada dua tahap pengamplasan, pertama amplas kasar, kemudian amplas halus lalu di poles.
Untuk tingkat kesulitan yakni menempelkan kerang ke liontin tersebut dan mengupas lapisan kerang yang tebalnya 1,5 mili.
Membuat liontin dari kulit kerang terbilang susah susah gampang, dibutuhkan sebuah kreativitas ditambah sedikit imajinasi untuk membentuknya sesuai karakter bentuk kerang tersebut.