Teror Bom di Surabaya
TERKUAK, Pelaku Bom Surabaya Satu Keluarga Pro ISIS, Kapolri Beberkan Motif Utama Serangan Mereka
Indonesia kembali berduka. Belum kering darah korban kerusuhan di Mako Brimob, kini ibu pertiwi harus kembali menanggung kesedihan
Kapolri menuturkan sejumlah pasal membuat Polri sulit bergerak. Ia mencontohkan teroris baru bisa ditindak jika sudah terbukti melakukan tindak teror.
"Kita tidak bisa melakukan apa-apa, hanya tujuh hari menahan mereka, meng-interview, setelah dilepas kita intai. Tapi setelah dilepas mereka kita intai juga menghindar," katanya.
Karena itu Tito berharap UU Antiterorisme segera diselesaikan. Kalau tak bisa diselesaikan dalam waktu dekat, ia berharap Presiden mengambil sikap.
"Undang-undang agar dilakukan cepat revisi, bila perlu Perppu dari Bapak Presiden, terima kasih," tandasnya.
Tiga Titik Lokasi
Kabid Humas Polda Jawa Timur, Kombes Pol Frans Barung Mangera, mengkonfirmasi bahwa ada tiga titik lokasi ledakan bom di Surabaya, kemarin. Semuanya terjadi dalam rentang waktu satu setengah jam.
Ledakan pertama terjadi di Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela, Ngagel, Surabaya, pukul 06.30 WIB. Ledakan kedua terjadi di GKI Wonokromo yang terletak di Jalan Diponegoro, Surabaya, pukul 07.15 WIB. Ledakan ketiga terjadi di Gereja Panteskosta Pusat yang berada di Jalan Arjuna, Surabaya, pukul 07.53 WIB.
"Jumlah korban tewas terakhir 13 orang. Korban luka mencapai puluhan," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen M Iqbal, Minggu (13/5).
Kapolri Tito Karnavian mengungkapkan pelaku bom gereja di Surabaya adalah satu keluarga. "Jadi pelaku diduga satu keluarga," ujarnya.
Satu keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan empat orang anak. Mereka adalah Dita Oepriarto (48), Puji Kuswati (43), beserta dua anak laki-laki Yusuf Fadhil (18) dan FH (16), serta dua anak perempuannya FS dan FR yang masih berumur 12 dan 9 tahun.
"Pertanyaan ini kelompok mana? Tidak lepas dari kelompok JAD, JAT yang merupakan pendukung utama ISIS di Indonesia," kata Tito.
Dita ini merupakan Ketua Jamaah Ansarud Daulah (JAD) di Surabaya. Selain JAD, juga di Indonesia ada kelompok Jamaah Ansarud Tauhid (JAT). Kelompok ini merupakan afilisiasi ISIS.
"Di Indonesia JAD dipimpin Aman Abdurahman yang ditahan di Mako Brimob, Kemudian kelompok pelaku satu keluarga terkait sel JAD yang ada di Surabaya. Dita inilah ketuanya (di Surabaya)," tambahnya.
Kapolri kemudian mengungkap rentetan aksi teror yang dilakukan keluarga bomber di Surabaya ini. Terungkap keluarga ini sudah membagi tugas untuk melakukan penyerangan ke tiga gereja berbeda.
Diawali dua anak laki-laki Yusuf Fadhil dan FH berangkat menggunakan motor ke Gereja Santa Maria Tak Bercela Jalan Ngagel Madya. Bom dibawa dengan cara dipangku.