MERINDING! Ini Alasan Keluarga Tolak Jenazah Wanita Pengebom Gereja, Tubuhnya Hancur Tak Bersisa
Sumarto menjelaskan, saat menikah pihak keluarga tidak menyetujui pernikahan Puji dengan suaminya, Dita Supriyanto
TRIBUN-BALI.COM- Keluarga Dita Supriyanto (47) melakukan aksi bom bunuh diri di tiga gereja Surabaya bersama keluarganya, Minggu (14/5/2018).
Kelima anggota keluarga Dita tersebut terdiri dari istri dan empat anaknya.
Mereka adalah Puji Kuswati (43) istri Dita, dan empat anak mereka yakni Yusuf Fadhil (18), Firman Halim (16), Fadhila Sari (12) serta Famela Rizqita (9).
Baca: Tidak Diizinkan Masuk Kamar, Gede Dedi Nekat Bakar Indekos Saat Sang Pacar Berada Dalam Kamar
Informasi yang diketahui TribunJatim.com, Puji Kuswati diketahui lahir di Banyuwangi.
Meskipun Puji jarang pulang dan berkomunikasi, pihak keluarga tetap perhatian pada anak ketiganya itu.
Puji lahir di Dusun Krajan, Desa Tembokrejo, Kecamatan Muncar.
Namun Puji sejak balita telah meninggalkan Banyuwangi.
Dikutip dari Surya, menurut Kepala Desa Tembokrejo, Banyuwangi, Sumarto, Puji memang lahir di desanya.
Namun tidak tercatat secara administrasi berdomisili di Banyuwangi.
Baca: TERUNGKAP, Siswa SMP Ini Halangi Mobil Pelaku Bom Gereja Pantekosta, Selamat Jalan Daniel
“Bukan warga sini, hanya lahir di desa ini. Sesuai pengakuan dari pihak keluarga, sejak masih berusia 20 bulan sudah diasuh dan tinggal bersama bibinya di Magetan," kata Sumarto, Senin (14/5/2018).
Menurut Sumarto, Puji merupakan anak ketiga dari empat bersaudara pasangan Koesni dan Minarti.
Kejadian ini juga mengungkap masa lalu pernikahan Dita dan Puji.

Sumarto menjelaskan, saat menikah pihak keluarga tidak menyetujui pernikahan Puji dengan suaminya, Dita Supriyanto.
"Keluarga jarang berkomunikasi dengan Puji, dan dia juga jarang pulang," kata Sumarto, dikutip dari Surya.
Sumarto menjelaskan, meski jarang berkomunikasi, pihak keluarga tetap perhatian pada Puji.
Bahkan pihak keluarga juga pernah hingga membelikan mobil tapi dijual.
"Pernah dibelikan mobil tapi dijual terus. Terakhir dibelikan mobil, agar tidak dijual BPKB-nya tidak diberikan ada di Banyuwangi," kata Sumarto.
Baca: Dua Buah Kardus Mencurigakan Ditemukan di Taman Bunga Kantor Gubernur Bali, Ini Penjelasan Polisi
Tidak hanya itu, rumah Puji di Surabaya juga merupakan pemberian dari orangtuanya.
Sementara itu, orangtua Puji, diketahui adalah pengusaha jamu tradisional.
Kedua orangtua Puji masih menutup diri usai peristiwa ini.
Saat kepala desa Tembokrejo, Sumarto, beserta jajaran mengunjungi rumah keluarga Puji, kedua orangtuanya menutup diri.
Hanya perwakilan dari pihak keluarga, Rusiono, yang mendampingi perangkat desa.

"Kami sangat terpukul mengetahui kabar ini," ujar Rusiono, perwakilan keluarga, kepada wartawan, Senin (14/5/2018).
Menurut Rusiono, pihak keluarga sangat shock mendengar kabar ini.
Keluarga tidak menduga Puji beserta anak-anaknya harus berakhir seperti ini.
Keluarga Tolak Jenazah Puji Kuswati
Dilansir dari Surya, pihak keluarga enggan menerima apabila jenazah Puji dimakamkan di Banyuwangi.
Padahal, menurut Kepala Desa Tembokrejo, Sumarto, pihaknya siap membantu apabila keluarga menginginkan jenazah Puji dimakamkan di Banyuwangi.
"Apabila keluarga menghendaki, kami siap membantu untuk menerima jenazah dikubur di sini. Namun itu semua tergantung pihak keluarga," kata Sumarto, Senin (13/5/2018).
Pihak keluarga tidak menginginkan jenazah dimakamkan di Banyuwangi, karena Puji bukanlah warga Banyuwangi.
"Puji itu bukan warga Banyuwangi. Sudah seharusnya ikut suaminya di Surabaya untuk dimakamkan," jelas Rusiono, anggota keluarga Puji.

Menurut Rusiono, meskipun memiliki hubungan kerabat dan orangtua Puji tinggal di Banyuwangi, pihak keluarga tak ingin jenazah dimakamkan di Banyuwangi.
Rusiono menambahkan, Puji sudah sejak lama berpisah dengan keluarga di Banyuwangi, dan diasuh oleh bibinya di Magetan.
Belum lagi keluarga sebelumnya tidak merestui hubungan dengan sang suami, Dita Supriyanto.
"Pihak keluarga sebelumnya juga tak menerima perbedaan prinsip yang dianut Puji," ungkap Rusiono.
Saat menikah dengan Dita Supriyanto, Puji awalnya tak direstui pihak keluarga.
Pihak perwakilan keluarga Puji, Rusino menceritakan bahwa pernikahan Puji dengan Dita sempat tak direstui karena pemahaman Dita soal agama dinilai aneh.
"Sebelum Puji menikah, pihak keluarga tidak setuju. Suaminya itu terlihat agak aneh, terutama pemahaman soal keagamaan. Pihak keluarga di Banyuwangi sempat menolak, tapi dia tetap saja nekat menikah," kata Rusiono.
Artikel ini telah tayang di Tribunjatim.com dengan judul Tubuh Puji Kuswati Hancur Pada Aksi Bom Bunuh Diri, Alasan Keluarga Tolak Jenazahnya Bikin Merinding