BEM Unud Gelar Aksi Massa di Rektorat  Hari Ini, Begini Poin Penting Tuntutannya

BEM PM Universitas Udayana (Unud) memastikan akan menggelar aksi penolakan pembayaran Sumbangan Pengembangan Institusi (SPI)

Penulis: Widyartha Suryawan | Editor: Ady Sucipto
Ilustrasi/Kompas.com
demo 

TRIBUN-BALI.COM, MANGUPURA - BEM PM Universitas Udayana (Unud) memastikan akan menggelar aksi penolakan pembayaran Sumbangan Pengembangan Institusi (SPI) bagi mahasiswa baru jalur mandiri di Rektorat Unud, Jimbaran, Badung, Senin (2/7) hari ini.

Poin terpenting aksi ini adalah meminta transparansi keuangan dari pihak rektorat.

Aksi damai ini akan diikuti oleh organisasi mahasiswa (ormawa) di Unud seperti BEM dan BPM masing-masing fakultas hingga anggota pers mahasiswa.

Bahkan, beberapa organ ekstra kampus yang berstatus sebagai mahasiswa Unud juga dikabarkan akan bergabung.

Whatsapp unud
Whatsapp unud (Istimewa)

Koordinator humas aksi, Fiero Hutomo, menjelaskan titik kumpul massa aksi akan dipusatkan di parkiran Fakultas MIPA Unud, Jimbaran.

Setelah mereka berkumpul, massa aksi bersama-sama bergerak menuju gedung rektorat. Di depan rektorat, beberapa perwakilan ormawa akan melakukan orasi.

Sementara Presiden BEM PM dan Ketua DPM PM Unud diagendakan menjemput pihak rektorat agar bisa menemui massa aksi di lapangan rektorat.

“Kami sudah ada konsolidasi dari semua ormawa di Unud. Jadi, sudah kami siapkan nanti siapa yang menjemput pihak rektorat, siapa yang menemani massa di bawah (lapangan rektorat), seperti itu,” terang Fiero kepada Tribun Bali, Minggu (1/7).

Fiero mengungkapkan, poin terpenting aksi tersebut adalah untuk meminta transparansi keuangan dari pihak rektorat.

Sebab, kata dia, Uang Kuliah Tunggal (UKT) setiap tahunnya naik dengan alasan untuk perbaikan fasilitas.

Tetapi, setelah berjalan setahun, mahasiswa menilai belum ada perubahan fasilitas yang signifikan. Ditambah lagi saat ini diberlakukan SPI untuk mahasiswa baru.

“Beberapa fakultas ada yang mengeluhkan. Misalnya di FKP mereka ada yang kekurangan kelas, sehingga kuliah di perpustakaan. Mereka sudah dinaikkan UKT-nya, tetapi selama setahun belum ada konkritnya (perbaikan fasilitas). Nah, tahun ini ada SPI yang nominalnya besar sekali. Itu akan dipertanyakan, nanti akan transparan atau gimana,” cetus Fiero.

Sementara itu, petisi online yang disebarkan oleh BEM PM Unud terkait kritik dan penolakan mereka terhadap penerapan SPI di Unud hingga pukul 22.00 Wita tadi malam telah ditandatangani oleh 6.025 orang.

Petisi itu berisi empat tuntutan. Pertama, menolak Sumbangan Pengembangan Institusi (SPI) yang dibebankan kepada mahasiswa baru jalur mandiri.

Kedua, menolak pengenaan UKT 4 dan 5 kepada mahasiswa baru jalur mandiri tahun akademik 2018/2019 karena tidak sesuai dengan ketentuan Pasal 1 Ayat (5) Permenrisetdikti Nomor 39 Tahun 2017 Tentang Biaya Kuliah Tunggal.

Ketiga, menuntut pihak Rektorat untuk membenahi transparansi UKT serta segala mekanisme keuangan sebelum menerapkan sistem baru (SPI). Keempat, menuntut tidak ada pengecualian beasiswa untuk mahasiswa jalur mandiri 2018.

Prof Antara Kaget

Dihubungi terpisah, Wakil Rektor Bidang Akademik Unud, Prof I Nyoman Gde Antara, terkesan kaget dengan rencana aksi yang akan dilakukan oleh mahasiswanya.

Sebab, dalam surat resmi yang dilayangkan oleh BEM PM Unud, isinya adalah meminta audiensi dengan jajaran rektorat.

"Tetapi di luar, informasinya akan ada aksi, aksi apa maksudnya? Ini adik-adik tidak konsisten," kata Prof Antara kepada Tribun Bali, kemarin.

Prof Antara mengatakan, sebenarnya pihak rektorat sudah sempat berdiskusi tentang penerapan SPI dengan perwakilan mahasiswa sekitar dua pekan lalu.

Bahkan, diskusi itu dia buka selama empat jam hingga para mahasiswa tidak ada pertanyaan lagi. Ia juga mengaku telah menjelaskan secara lengkap terkait kebijakan SPI tersebut.

"Makanya pertemuan empat jam itu kami tutup. Kami kira sudah clear semuanya, karena kami sudah jelaskan di situ," imbuhnya.

Prof Antara menegaskan, dirinya tidak keberatan bila ada mahasiswa yang mempertanyakan setiap kebijakan di kampus.

Terkait SPI, karena baru pertama kali diterapkan di Unud, ia memastikan jika ada kekurangan akan diperbaiki pada tahun-tahun berikutnya.

Ia menjamin, dengan diberlakukan SPI, perbaikan fasilitas nantinya bisa dibuktikan. Termasuk anggaran untuk kegiatan kemahasiswaan.

“Nanti boleh dibuktikan, saya tanya ketua BEM, kamu catat berapa anggaran kemahasiswaan per tahun. Catat! Nanti bandingkan setelah SPI kami lakukan. Saya jamin kalau tidak ada peningkatan, itulah dosa terbesar pimpinan,” tandasnya. (*)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved