Simpang Ring Banjar
Ritual Sang Hyang Sampat untuk Tanaman, Sudah Ada Sejak Zaman Pra Hindu
Krama Subak Puakan bersama Desa Pakraman Puluk Puluk menggelar tradisi ritual Sang Hyang Sampat
Penulis: I Made Prasetia Aryawan | Editor: Irma Budiarti
“Bisa saja ada yang kerauhan dan ada juga yang tidak,” tuturnya.
Dia melanjutkan, setelah mengelilingi areal Subak Puakan, Sang Hyang Sampat nantinya akan kembali lagi ke Pura Bale Agung untuk di-linggih-kan.
Mengelilingi Areal Sawah
Ritual Sang Hyang Sampat ini biasanya dilaksanakan selama tiga hari.
Karena Sang Hyang Sampat akan tedun untuk mengelilingi seluruh areal sawah.
Sang Hyang Sampat akan mengelilingi seluruh Subak Puakan dengan luas sekitar 86 hektare dan terdiri dari lima tempek yakni Tempek Puakan I, Tempek Puakan II, Tempek Melaka, Tempek Ngesta, dan Tempek Munduk.
“Proses ritual berjalan selama tiga hari, karena akan mengelilingi semua areal sawah yang ada di Subak Puakan,” jelas Pekaseh Subak Puakan, I Wayan Sukayadnya.
Sukayadnya pun menyatakan bahwa tak berani menanggung resiko jika ritual sakral ini tidak dilaksanakan.
Pasalnya, dulunya pernah tidak dilaksanakan sehingga mengakibatkan gagal panen akibat serangan hama yang mengganas.
Dengan pengalaman tersebutlah, krama subak akan tetap menggelar tradisi Ritual Sang Hyang Sampat ini.
“Krama subak di sini tidak lagi berani untuk mengabaikan tradisi ini karena pernah kejadian pertanian kita mengalami gagal panen karena diserang hama sehingga untuk ke depannya akan tetap dilaksanakan,” tandasnya. (*)