Rivalitas The Real Champion vs Bhayangkara FC, WCP: Kontrol Emosi dan Bermain cerdas
Masih segar dalam ingatan semeton Bali, perburuan gelar juara Liga I Indonesia 2017. Skuat asuhan WCP diambang juara musim lalu
Penulis: Marianus Seran | Editor: Irma Budiarti
Seluruh masyarakat Bali menantikan momentum ini.
Mereka meminta kemenangan di Dipta untuk membayar kekecewaan mereka musim lalu.
Bahkan, fans telah siap memberi tekanan kepada sang tamu berjuluk The Guardian ini.
Diprediksi Tribun Stadion Dipta Gianyar bakal dipenuhi fans.
Pelatih Bhayangkara FC, Simon MCmenemy dalam sesi jumpa pers, Jumat (20/7/2018) di Stadion Dipta Gianyar, mendengungkan kalimat rivalitas kedua tim.
Simon bicara soal rivalitas bersama Bali United.
"Mungkin hal rivalitas di setiap laga, ada dalam setiap laga lawan tim manapun. Kami bukan salah satu tim populer, apa yang terjadi musim lalu, bisa menambah keyakinan fans Bali United untuk ingin menang atas kami di sini," kata Simon MCmenemy.
Sementara itu, pelatih Bali United Widodo Cahyono Putro tidak ingin terpancing dengan tekanan rivalitas.
Ia akan menjalani laga dengan style Serdadu Tridatu dengan mengontrol segalanya.
"Dalam sepakbola itu pasti ada motivasi. Baik itu motivasi berlebih dan tidak ada sama sekali. Saya harap motivasi lebih dan para pemain bermain kontrol. Pasti semua orang datang ke Dipta ingin menang. Tapi kami harus cerdas bermain sepakbola," kata WCP dalam sesi jumpa pers.
Menurut WCP, jika bermain dikuasai emosi pasti kontrol hilang.
Bermain dengan motivasi tinggi tapi kontrol semuanya.
"Wajar fans ingin menang. Sebelum main kami yang duluan bertekad ingin menang. Itu hal wajar. Kami kontrol emosi dan cerdas bermain hadapi Bhayangkara FC," katanya.
Motivasi atau beban di Stadion Dipta Gianyar, dua rasa yang akan dijalani seluruh pemain Bali United.
Jika masih terpengruh dengan histori musim lalu, tentu Bhayangkara FC akan manfaatkan lewat intimidasi di lapangan.
Serdadu Tridatu tak boleh terprovokasi jika ingin menuntaskan dendam. (*)