Gempa Lombok

Dipercaya Turun-temurun, Bangunan ini Tetap Kokoh Meski Ratusan Gempa Bumi Melanda Lombok

Terkait gempa tersebut, ternyata nenek moyang Indonesia telah memiliki bangunan tahan gempa yaitu rumah adat suku Sasak

lombokclick.com
Rumah Adat Suku Sasak. 

Namun gempa yang mengguncang Lombok tersebut tak dirasakan oleh warga yang bermukim di kawasan Kampung Sasak Sade.

Baca: Roy Kiyoshi Beri Pesan Menohok Setelah Robby Purba Sindir Dirinya

Interior rumah adat suku sasak. (Foto/Lombok Wander)

“Gempa yang paling terasa waktu Minggu malam itu, tapi seperti bisa dilihat rumah kami tak apa-apa,” ujar Mardun yang kesehariannya bertugas sebagai pemandu wisata di kampung Sade, Kamis (9/8/2018).

Sejak gempa terjadi di Lombok pada 26 Juli hingga yang terbesar pada 5 Agustus yang lalu tak sedikit pun ada kerusakan di permukiman tersebut.

Struktur rumah yang tak lazim untuk standar modern ini, ternyata ampuh menjauhkan penduduk kampung dari potensi bahaya gempa.

Hal serupa tampak di Kampung Sasak Ende, Desa Rambitan, Kecamatan Pujut, Lombok Tengah.

Kampung adat ini berjarak tak sampai satu kilometer dari Kampung Sade.

Struktur dan bentuk rumah di sana pun sama.

Bedanya, populasi di Kampung Ende jauh lebih sedikit ketimbang di Sade.

Ini Dampak Likuifaksi Usai Gempa 7,0 SR di Lombok, Sumur Air Bisa Hilang

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Badan Geologi, Kementerian ESDM merilis selain terkait korban jiwa, gempa bumi Lombok juga telah mengakibatkan kerusakan luar biasa yang disebabkan oleh goncangan yang menimbulkan surface rupture (retakan tanah) dan bahaya ikutan dalam hal ini likuifaksi atau pelulukan tanah.

Fenomena likuifaksi atau pelulukan tanah atau dalam bahasa bahasa Inggris dinamakan soil liquefaction adalah suatu proses yang membuat tanah kehilangan kekuatannya dengan cepat dikarenakan getaran yang diakibatkan oleh gempa bumi kuat pada kondisi tanah berbutir halus dan jenuh air.

Dan adanya zona lemah yang mengakibatkan muncul ke permukaan.

Manifestasi di permukaan biasanya berupa lumpur pasir yang berbutir halus keluar dari retakan tanah.

Kadang kadang sumur air hilang dan berganti pasir.

Fenomena likuifaksi yang terjadi di Pulau Lombok diakibatkan oleh gempa bumi dengan 7,0 SR dan tidak berkaitan secara langsung dengan aktivitas Gunung Rinjani.(*)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved