Ngopi Santai
Sejak Kecil Sama-sama Diajarkan Buang Sampah, Kenapa Orang Jepang Lebih Peduli?
Ini beda orang Indonesia dan orang Jepang dalam memandang sampah. Perbedaan ini membuat peradaban Jepang berada jauh di atas orang Indonesia
Penulis: Rizki Laelani | Editor: Rizki Laelani
Foto-foto itu telah diunggah ke media sosial dan dibagikan oleh banyak warganet.
Aksi serupa juga diperlihatkan orang Jepang saat gelaran pesta sepakbola World Cup 2018 di Rusia pada Juni 2018 kemarin.
Alhasil, sama seperti Piala Dunia lalu, kebanyakan orang Indonesia hanya bisa memuji.
Mereka mengapresiasi kebersihan dan kedisiplinan warga Jepang yang dikenal disiplin di manapun berada.
Pertanyaannya, kira-kira mulai kapan warga Jepang belajar kebersihan dan disiplin membuang sampah pada tempatnya? Kok orang Indonesia hanya bisa memuji?
Di negara yang pernah hancur tahun 1945 ini oleh dua bom atom milik Amerika Serikat ini, ternyata mengenal juga istilah pendidikan prasekolah atau pendidikan sebelum masuk SD.
Pendidikan prasekolah itu ada dua macam, yaitu hoikuen/child care, serta youchien/kindergarten.
Meski bukan kewajiban, namun lebih dari 95 persen anak-anak 3-6 tahun di Jepang mengikutinya.
Bagaimana yang tidak ikut?
Maka pemerintah pusat menyerahkan kegiatan untuk anak-anak ke pemerintah lokal, organisasi nirlaba, kominkan community center atau taman bermain.
Dalam hoikuen atau youchien, berbagai kegiatan dilakukan anak-anak.
Setiap pagi dan bertemu orang dewasa, sebagai penyemangat selalu bilang “Gambatte ne..”.
Kegiatan paling ramai adalah makan bersama. Mereka dari rumah sudah membawa alat makan lengkap, seperti sumpit, serbet, dan alas makan.
Setelah itu, anak-anak berkebun. Di sana mereka memperhatikan lingkungan.
Ada sampah, tanpa disuruh, langsung dipungut.