Penantian 4 Tahun Berbuah 4 Bayi Kembar, Luh Gede Irin: Saya Perlahan Bangkit & Bisa Lalui Semua Ini
Penantian panjang selama empat tahun pasangan suami istri, Putu Agra Ricna Sukarmawan (32) dan Luh Gede Irin Pradnyawati (29)
Penulis: eurazmy | Editor: Ady Sucipto
Hingga kemudian, tepat pada awal tahun 2018, Irin mendapat kabar bahwa dirinya positif hamil. Bahkan yang lebih mengejutkan, tim medis dari RSIA Puri Bunda memastikan bahwa ada terdapat empat kantong kehamilan dalam rahimnya.
"Awalnya yang kelihatan tiga janin, terus pada tiga bulan berikutnya tambah satu lagi. Membelah jadi sempurna dan juga ada detak jantungnya," kisahnya dengan rasa takjub juga khawatir.
Namun, kekhawatiran itu nyatanya tidak terbukti. Irin berhasil melampaui fase-fase krusial itu dan melahirkan keempat buah hatinya dengan sehat dan selamat.
Keempat bayi lucu ini hingga kini masih dalam perawatan di RS Puri Bunda meski sudah menunjukkan kondisi membaik. Pemantauan intensif tetap dilakukan sebelum bayi benar-benar dipastikan siap pulang, dirawat di rumah.
"Ini kami masih dalam proses adaptasi bayi sebelum benar-benar pulang. Rencana besok, bayi sudah bisa pulang," terangnya.
Adapun, bayi kembar empat ini berjenis kelamin satu laki-laki dan tiga perempuan. Mereka lahir dengan berat badan masing-masing 1.660 gram, 1.530 gram, 1.470 gram dan 1.200 gram.
Masing-masing bayi mungil ini dinamai sesuai dengan teladan perjuangan ayah dan bundanya.
Anak laki-laki pertama bernama Putu Agartha Delano Rinandra (Agartha). Anak kedua perempuan bernama Made Anaila Zeina Rinandra (Naila).
Anak ketiga perempuan bernama Komang Anaira Isyani Rinandra (Naira). Dan anak paling bungsu perempuan bernama Ketut Anaisya Kamila Rinandra (Naisya).
"Jika nama-nama mereka digabung jadi satu bermakna anugerah Tuhan putra putri yang cantik, kuat dan pemberani," jelasnya.
Sementara, Perwakilan Tim Medis RS Puri Bunda, dr. IB Semadi Putra, Sp.OG menuturkan, ini merupakan kali pertama RS Puri Bunda menangani kasus kelahiran quadruplet yang memiliki kerentanan dan risiko tinggi.
Mulai resiko keguguran, lahir prematur, ibu mengalami hipertensi, diabetes dan anemia. Sementara, resiko pada bayi berupa gangguan pertumbuhan seperti berat badan lahir rendah hingga tingkat kematangan organ bayi.
"Tentu, keberhasilan ini tergantung pada upaya dan kemauan pasien itu sendiri. Namun, ternyata Ibu Irin merupakan sosok yang kuat sehingga proses persalinan ini berjalan lancar dan sehat semuanya (ibu dan anak)," ungkapnya.
Meski tergolong langka, keberhasilan penanganan kehamilan quadruplet ini diakui dia bisa jadi menjadi keberhasilan penanganan kasus pertama di Bali.
"Kami masih belum bisa mengklaim fenomena ini merupakan yang pertama juga di Bali. Tapi sepanjang riset kita, penanganan kasus ini hingga bayi lahir hidup semua bisa jadi yang pertama di Bali. Mungkin bisa saja pernah terjadi, namun tidak dipublish atau hanya hidup salah satunya," ungkapnya kepada awak media.