Berita Denpasar

Berikut Kelompok Makanan yang Diwaspadai Jadi Penyumbang Inflasi Oktober 2025 di Kota Denpasar

Berikut Kelompok Makanan yang Diwaspadai Jadi Penyumbang Inflasi Oktober 2025 di Kota Denpasar

Penulis: Putu Supartika | Editor: Aloisius H Manggol
istimewa
Ilustrasi 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Inflasi bulanan (month to month/mtm) di Kota Denpasar pada September 2025, sebesar 0,41. 

Sementara inflasi tahunan (year on year/yoy) tercatat mencapai 3,42 persen.

Inflasi bulanan tersebut terutama didorong oleh kelompok makanan, minuman, dan tembakau yang memberikan andil sebesar 0,25 persen. 

Kelompok pakaian dan alas kaki menyumbang 0,02 persen, pendidikan sebesar 0,06 persen, serta perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,13 persen.

Baca juga: PERSELINGKUHAN MAUT Kembali Terjadi di Kintamani Bangli, Kadek Tikam Korban Tanpa Ampun

Beberapa komoditas utama penyumbang inflasi bulanan di antaranya adalah daging ayam ras, biaya pendidikan SMA, pepaya, emas perhiasan, rampela hati ayam, beras, jeruk, air kemasan, kangkung, dan cabai merah. 

Selain itu, biaya pendidikan TK, sawi hijau, seragam sekolah pria, kaos singlet pria, serta celana panjang jeans pria juga turut memberikan andil terhadap peningkatan harga.

Adapun komoditas penyumbang deflasi bulanan antara lain bawang merah, angkutan udara, tomat, daging babi, ikan tongkol, ikan teri, buah naga, bayam, ikan layang, sandal karet pria, dan baju kaos tanpa kerah anak.

Baca juga: PASUTRI TERPISAH! 2 Orang Meninggal di Buleleng, Sosok Pelajar Jadi Penyebab Kecelakaan Maut

Sementara itu, secara tahunan, inflasi di Denpasar pada September 2025 didominasi oleh kenaikan harga daging ayam ras, beras, emas perhiasan, biaya pendidikan SMA, sewa rumah, kopi bubuk, bawang merah, pepaya, minyak goreng, dan Sigaret Putih Mesin (SPM). 


Komoditas lain seperti pepes, biaya bimbingan belajar, kontrak rumah, upah asisten rumah tangga, air kemasan, tomat, tongkol diawetkan, iuran sampah, pasta gigi, dan cabai merah juga berkontribusi terhadap inflasi tahunan.


Di sisi lain, komoditas yang memberikan andil deflasi tahunan meliputi daging babi, bensin, angkutan udara, telepon seluler, buah naga, pisang, cabai rawit, tas tangan wanita, sepatu anak, baju muslim anak, gaun wanita, celana pendek pria, bawang putih, apel, baju anak setelan, pakaian adat Bali (saput), sandal karet pria, tas sekolah, dan baju kebaya.


Kepala Bagian Ekonomi Sekda Kota Denpasar I Wayan Putra Sarjana mengatakan, beberapa komoditas perlu diwaspadai pada bulan Oktober ini, terutama daging ayam ras, beras, dan pepaya. 


Ia menuturkan bahwa kenaikan harga beras sudah terjadi sejak beberapa bulan sebelumnya dan terus mengalami kenaikan bertahap.


“Kenaikan harga beras sudah terjadi sejak bulan-bulan sebelumnya, stagnan naiknya. Jadi tetap diantisipasi sampai akhir tahun,” ujarnya.


Ia pun menyebut, Pemerintah Kota Denpasar terus berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk menjaga stabilitas harga pangan, terutama menjelang akhir tahun ketika permintaan masyarakat meningkat. (*)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved