Bali Waspadai Virus ASF, Kini Jadi Wabah yang Menyerang Babi di China
Berita mengenai wabah virus yang dibawa oleh hewan babi, yakni African Swine Fever (ASF) atau Demam Babi Afrika, mencuat belakangan ini.
Penulis: eurazmy | Editor: Ady Sucipto
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR – Berita mengenai wabah virus yang dibawa oleh hewan babi, yakni African Swine Fever (ASF) atau Demam Babi Afrika, mencuat belakangan ini.
Kendati belum ada laporan virus ini menjangkiti wilayah Indonesia, namun pemerintah telah menetapkan status waspada terhadap virus ini, khususnya di wilayah Bali sebagai wilayah dengan tingkat lalu lintas pariwisata internasional yang tinggi.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Bali, dr. Ketut Suarjaya menuturkan, pihaknya bersama lembaga-lembaga lintas sektoral mulai mengaktifkan sistem surveilans kesehatan di titik-titik vital, terutama di bandara dan pelabuhan.
Sistem surveilans yang dinamakan 'Public Emergency of International Consent' ini nanti akan mengecek kesehatan para wisatawan yang masuk Bali lewat bandara dan pelabuhan, khususnya para wisatawan dari wilayah negara terjangkit. Salah-satunya China.
"Statusnya masih waspada, kami berlakukan peringatan dini. Karena sejauh pantauan kami, sejauh ini belum dijumpai adanya kasus yang signifikan terkait ASF ini. Kami masih belum ada tindakan kesehatan lebih jauh," ungkap Ketut Suarjaya kepada Tribun Bali, Selasa (11/9).
Tim surveilans ini, jelas Suarjaya, akan aktif mengawasi lalu lintas keluar masuk para wisatawan.
Di bandara dan pelabuhan akan dibangun posko kesehatan yang dilengkapi fasilitas thermo scanner (pendeteksi suhu), dan juga disiagakan tim medis profesional.
Setelah melewati thermo scanner, para wisatawan akan diberi kartu kewaspadaan atau health allert card.
"Langkah seperti ini juga kami lakukan saat penanganan kasus-kasus sebelumnya seperti flu babi dan flu burung. Kita akan aktif melakukan monitoring lagi dengan bekerjasama secara lintas sektoral. Kewaspadaan ini sudah kita rapatkan sejak sepekan lalu," terang Suarjaya.
Tak hanya itu, kewaspadaan terhadap virus yang sudah diprediksi ada sejak 11 tahun lalu ini juga diantisipasi dari sisi kesehatan hewan ternak.
Apalagi, Bali juga sempat ramai diberitakan sebagai daerah jangkitan virus meningitis yang juga berasal dari hewan babi.
Untuk diketahui, sentra peternakan hewan babi cukup banyak tersebar di wilayah Bali.
Virus ASF ini kali pertama diketahui terjangkit di wilayah Kota Shenyang, Provinsi Liaoning, China, sejak sepekan lalu.
Dalam waktu relatif singkat, virus ini telah menyebar hingga di tujuh tempat dalam lima provinsi di China timur.
Kementerian Pertanian Tiongkok menetapkan status waspada dan telah mengeliminasi 30.000 ekor babi di wilayah terjangkit untuk mencegah persebaran penyakit lebih luas.