Menuju Digital Banking, Permata Bank Ubah Proses yang Tidak Perlu Jadi Lebih Mudah dan Simpel
Danis Samagan, Head eChannel Business & Payment Solution & UORM Bank Permata, mengatakan bahwa Bank Permata menuju digital banking
Penulis: AA Seri Kusniarti | Editor: Irma Budiarti
Tribun Bali/AA Seri Kusniarti
Suasana saat Danis Samagan, Head eChannel Business & Payment Solution & UORM Permata Bank, menjelaskan di depan media dalam sesi ‘Digital Banking’ pada Sekolah Jurnalisme AJI di Denpasar, Jumat (19/10/2018).
Tantangan terbesar untuk masuk ke dalam dunia digital, pertama adalah risiko dengan berbagai kajian, dan pihaknya melihat setidaknya 8 risiko, seperti risiko financial dan sebagainya.
“Kemudian harus di-review oleh Risk Owner dari masing-masing divisi terkait,” jelasnya.
Selain itu, kendala lainnya adalah regulasi yang terkadang masih abu-abu.
Termasuk budaya birokrat yang panjang.
Lanjutnya, salah satu digitalisasi dalam dunia keuangan adalah hadirnya financial technology (fintech).
“Bank pun harus berinovasi dengan fintech ini, apakah kolaborasi dan sebagainya, jadi ini bukan ancaman,” katanya.
Pertumbuhan fintech di Indonesia untuk number of players-nya mencapai 26,43 persen selama 2 tahun dan transaksinya tumbuh 24,6 persen (yoy). (*)