Simpang Ring Banjar

Festival Budaya Desa Delod Peken Beri Panggung untuk Berkesenian

Festival Budaya yang diprakarsai oleh Karang Taruna Widya Kusuma Desa Delod Peken ini menampilkan berbagai kesenian dan budaya

Penulis: I Made Prasetia Aryawan | Editor: Irma Budiarti
Tribun Bali/I Made Prasetia Aryawan
Suasana Festival Budaya Delod Peken 2018 yang digelar di Panggung Terbuka Garuda Wisnu Serasi (GWS) tampak meriah, Jumat (14/12/2018). 

Sehingga semua output dirangkum dalam festival untuk mempertunjukkan kesenian yang masing-masing banjar miliki.

"Artinya kami berikan panggung seluas-luasnya kepada masyarakat untuk tampil dalam festival ini. Karena biasanya banyak yang punya potensi tapi tidak berani tampil,” katanya.

Adi melanjutkan, kegiatan ini juga disesuaikan dengan Pergub Bali Nomor 80 Tahun 2018 tentang Pelindungan dan Penggunaan Bahasa, Aksara, dan Sastra Bali.

Karena dalam kegiatan juga akan menggelar penampilan dari masing-masing banjar seperti lomba Masatwa Bali.

Untuk penyelenggaran Festival Budaya Delod Peken 2018 akan berlangsung selama dua hari.

Di hari pertama dilangsung kegiatan parade STT dan lintas agama, penampilan gong mebarung PKK, penampilan 50 gender anak anak, bondres, dan acara musik.

Kemudian di hari kedua, akan menggelar kegiatan lomba mesatua Bali, mewarnai, zumba party, tari anak-anak, penyerahan hadiah lomba, penampilan dari komunitas tabuh, dan ditutup dengan band bergenre alternatif, Lolot.

Made Adi mengungkapkan, agar kedepannya masyarakat khususnya para pemuda yang ada di Desa Delod Peken menjadi generasi muda yang harus berani berinovasi dan tetap melestarikan Budaya dan Kesenian Bali.

Lahirnya Tokoh Ternama

Perbekel Delod Peken, I Gede Komang Restan Wisnawa menjelaskan, festival budaya ini digelar karena desa ini merupakan sentral kota Tabanan, dan tempat lahirnya tokoh-tokoh seni ternama di Bali.

Terlebih lagi, Desa Delod Peken terletak di lingkungan Puri Tabanan, yang pada zaman kerajaan selaku pembina seni.

“Tokoh seni di Tabanan lebih banyak ada Delod Peken, termasuk sang maestro kami, Bapak Ketut Maria yang bergabung di sekaa gong surya kencana Desa Delod Peken waktu itu,” jelasnya.

Hasil karya dari seniman yang terdahulu, baik Kebyar Buduk, Tari Tamulilingan, Tari Terompong, semua tercipta di Desa Delod Peken.

Termasuk salah satu tari pendet yang tercipta tahun 1942 oleh pak Wayan Begeg.

“Pada tahun 1957 dan 1961 para tokoh seni di Tabanan sempat tampil di Benua Eropa dan Amerika,” imbuhnya.

Halaman
123
Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved